KARYA TULIS
KARYA TULIS
MONUMEN NASIONAL JAKARTA
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Sekolah

Di
susun Oleh
DERA
AGUSTIN
WULAN
ANGGRAINI
BASIR
FIRMANSYAH
NOVITA
FITRI
LITA
JUNIARTI
DINAS
PENDIDIKAN PEMUDA DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 4 KEPAHIANG
TAHUN AJARAN 2019 / 2020
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS YANG BERJUDUL
KARYA TULIS ILMIAH
“MONUMEN
NASIONAL JAKARTA”
Karya
tulis ini dikerjakan dalam rangka Memenuhi Tugas Akhir Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP 4 Kepahiang yang disusun
Oleh :
DERA
AGUSTIN
WULAN
ANGGRAINI
BASIR
FIRMANSYAH
NOVITA
FITRI
LITA
JUNIARTI
Karya
tulis ini sudah di teliti dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Disetujui oleh :
Guru Pembimbing
MUSRINI.
M.Pd
|
Kepala Sekolah
……………………………….
WARSONO
|
i
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini dipersembahkan untuk:
Bapak dan Ibu Guru,
yang telah memberikan pencerahan ilmu dalam hidup, Ibu, yang telah mengajari
butir-butir kesetiaan dan pengorbanan, Ayah, yang telah mencurahkan seluruh cintanya
dalam hidup, Serta orang-orang yang selalu memberi inspirasi dan semangat.
Karya besar tidak dikerjakan oleh
dorongan, tapi oleh rangkaian hal-hal kecil yang dibawa bersama-sama.
Orang-orang yang berhasil adalah orang yang mampu bangkit ketika jatuh.
ii
MOTTO
1. Prestasi tidak
dapat diraih tanpa antusias
2. Ilmu tanpa
budi adalah kerapuhan
3. Lari dari satu
kesulitan berarti kegagalan
4. Buku adalah
gudang ilmu, membaca adalah kuncinya
5. Berdoa dan
berusaha adalah kunci utama untuk menuju kesuksesan
6. Jalan terbaik
mengatasi kesukaran adalah menempuhnya
7. Jagalah
janjimu, karena janji adalah ukuran kejujuran
8. Ambilah
hikmah dari setiap kesalahan yang terjadi
9. Kesombongan
adalah awal dari kehancuran
10. Perbuatan nyata
itu lebih baik dari pada kata-kata
11. Mengoreksi diri
adalah model sebuah tindakan
12. Ilmu bagaikan
kunci emas kehidupan
13. Kebodohan tidak
dapat menyelesaikan masalah
14. Menciptakan
minat berarti menumbuhkan motivasi
15. Tindakan tanpa
strategi adalah kebodohan
16. Hidup dalam
kedamaian mati dalam keimanan
17. Hidup ini
adalah perjuangan dan ujian
18. Senyum yang
ramah adalah mudah murah dan ibadah
19. Selalu optimis
dalam menjalani kehidupan
iii
KATA PENGHANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas semua
karunia dan izin-Nya kami dapat menyusun karya tulis yang berjudul “MONUMEN
NASIONAL JAKARTA” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa dalam karya tulis ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang budiman sehingga karya tulis ini dapat mendekati sempurna.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada yang kami
hormati :
1. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 4
Kepahiang
2. Bapak dan ibu guru yang telah
memberi dukungan dan bimbingan
3. Rekan-rekan yang telah membantu
menyelesaikan karya tulis ini
Demikian usaha kami untuk tetap memberi yang terbaik,
terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PENGESAHAN ------------------------------------------------------------------------------ i
PERSEMBAHAN ---------------------------------------------------------------------------- ii
MOTTO --------------------------------------------------------------------------------------- iii
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------ iv
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------------- v
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang --------------------------------------------------------------------------- 1
B. Tujuan
penulisan ------------------------------------------------------------------------- 1
C. Pokok
Permasalahan --------------------------------------------------------------------- 1
D. Metode
penulisan ------------------------------------------------------------------------ 1
E. Manfaat
/ kegunaan ---------------------------------------------------------------------- 2
F. Sistematika
penulisan ------------------------------------------------------------------- 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Sejarah
berdirinya monas ---------------------------------------------------------------- 4
B. Ruang
kemerdekaan monas ------------------------------------------------------------- 6
C. Museum
sejarah monumen nasional ----------------------------------------------------- 7
D. Pelataran
puncak monas ----------------------------------------------------------------- 7
E. Perkembangan
monas -------------------------------------------------------------------- 8
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------ 11
B. Saran-saran
------------------------------------------------------------------------------ 11
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------ 13
LAMPIRAN ----------------------------------------------------------------------------------
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangat penting untuk setiap orang karena
pendidikan itu sendiri menyangkut masa depan, serta merupakan upaya untuk
mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan tidak hanya tanggung jawab seorang guru,
pemerintah, masyarakat maupun orang tua. Namun semua lapisan masyarakat
Indonesia juga ikut bertanggung jawab atas terwujudnya pendidikan nasional.
Yakni dengan menjalankan tugas sesuai dengan kemampuan dan tanggung jawab yang
merupakan upaya untuk terwujudnya pendidikan nasional yang bermutu tinggi dan
berbudi pekerti luhur.
Sebab itulah untuk mewujudkannya ada beberapa kegiatan
yang menunjang pendidikan, salah satunya yang sangat menunjang
adalah karya Tulis. Dengan karya Tulis, siswa dapat lebih
berpengalaman dan lebih berpengetahuan.
B. Tujuan
Penulisan.
Tujuan penyusunan karya tulis ini adalah:
Tujuan penyusunan karya tulis ini adalah:
1. Memahami
kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.
2. Mendeskripsikan
sejarah Monumen Nasional
3. Untuk
membangkitkan semangat tunas bangsa, dengan kembali melihat perjuangan pahlawan
pada jaman penjajahan Belanda
4. Memberikan
dorongan siswa untuk belajar rajin.
C. Pokok
Permasalahan
Dalam
penyusunan karya tulis ini penulis hanya membatasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah
asal usul berdirinya monumen nasional?
2. Bagaimana
perkembangan monument nasional?
D. Metode
Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam karya tulis ini adalah:
Metode yang penulis gunakan dalam karya tulis ini adalah:
1. Wawancara
Adalah suatu metode pengumpulan data
dengan bertanya langsung kepada narasumber untuk menyusun karaya tulis ini
penulis langsung mengajukan pertanyankepada guid
tour yang bertugas menjelaskan segala hal tentang MomunenNasional.
2. Observasi
Adalah suatu pengambilan data dengan
cara mengamati langsung objek yang dikehendaki dalam penyusunan karya tulis
ini, penulis melihat dan mendatangilangsung
Monumen nasional saat study tour.
3. Studi
Pustaka/Referensi
Adalah suatu metode pengumpulan data
dengan cara membaca berbagai mediayang berhubungan dengan objek yang di
kehendaki dalam penyusunan karya tulis ini , penulis mengumpulkan
data/literature dari internet dan yang lain.
E. Manfaat /
kegunaan
1. Dapat menambah
pengetahuan siswa.
2. Siswa dapat
belajar membuat karya tulis.
3. Siswa dapat
lebih kreatif informative.
F. Sistematika
Penulisan
Sistematika penyusunan dalam karya tulis ini penulis di sajikan dalam beberapa BAB yaitu:
BAB I. Pendahuluan .
Sistematika penyusunan dalam karya tulis ini penulis di sajikan dalam beberapa BAB yaitu:
BAB I. Pendahuluan .
1. Latar belakang.
2. Tujuan
penulisan.
3. Pokok permasalahan.
4. Metode
penulisan.
5. Manfaat /
kegunaan.
6. Sistematika
penulisan.
BAB II. Pembahasan
1. Sejarah
berdirinya monas.
2. Museum sejarah
monas.
3. Ruang
kemerdekaan.
4. Relief sejarah
monas.
5. Letak dan lokasi.
6. Pelataran puncak
dan api kemerdekaan monas.
7. Wisata monas
8. Perkembangan
monas
BAB III. Penutup
1. Kesimpulan.
2. Saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya
Monumen Nasional
Sejarah Setelah pusat pemerintahan republik Indonesia
kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun
1950 menyusul pengakuan kedaulatan republik Indonesia oleh pemerintah belanda
pada tahun 1949. Presiden soekarno mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen
nasional yang setara dengan menara Eiffel di lapangan tepat di depan istana
merdeka. pembangunan tugu monas bertujuan untuk mengenang dan melestarikan
perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945. Agar terus
membangkitkan inspirasi bangsa Indonesia patriotisme generasi saat ini dan
mendatang.
Pada tanggakl
17 agustus 1945 sebuah komite nasional di bentuk dan sayembara perancangan
monument nasional di gelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya yang masuk akan
tetapi hanya satu yang di buat oleh
frederich silaban yang memenuhi kriteria yang di tentukan komite antara lain: menggambarkan karakter bangsa indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara ke dua di gelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. akan tetapi soekarno kurang menyukai rancangann itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni. silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang di lakukan silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mapu di tanggung oleh anggaran Negara. Terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk silaban menolak merancang bagunan yang lebih kecil
dan menyarankan pembangunan di tunda hingga ekonomi Indonesia membaik.
frederich silaban yang memenuhi kriteria yang di tentukan komite antara lain: menggambarkan karakter bangsa indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara ke dua di gelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. akan tetapi soekarno kurang menyukai rancangann itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni. silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang di lakukan silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mapu di tanggung oleh anggaran Negara. Terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk silaban menolak merancang bagunan yang lebih kecil
dan menyarankan pembangunan di tunda hingga ekonomi Indonesia membaik.
Soekarno kemudian meminta arsitek R.M. soedarsono
untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17,8 dan 45
melambangkan 17 agustus 1945. Memulai proklamasi kemerdekaan indonesia ke dalam
rancangan monumen itu, tugu Ini kemudian di bangun di areal seluas 80 Ha, tugu
ini di arsiteki oleh frederich silaban dan R.M soedarsono, mulai di bangun 17
agustus 1961. Pembangunan terdiri atas tiga tahap yaitu:
a. Tahap pertama
kurun 1661/1962 -1964/1965 di mulai dengan di mulainya secara resmi pembangunan
pada tanggal 17 Agustus 1961 soekarno secara seremonial menancapkan pasak beton
pertama, total 284 pasak beton di gunakan pada fondasi bangunan. Sebanyak 360
pasak bumi di tanamkan untuk fondasi museum sejarah nasional. Pemasangan
fondasi rampung pada bulan maret 1962 dinding museum di dasar bangunan selesai
pada bulan oktober. Pembangunan obelisk kemudian di mulai dan di akhirinya
rampung pada bulan agustus 1963.
b. Tahap kedua: berlangsung
pada kurun 1966 hingga 1968 akibat terjadinya gerakan 30 september
1969.(G-30-S-PKI) dan upaya kudeta, tahap ini sempat di tunda.
c. Tahap akhir:
berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambah diorama pada museum sejarah
.Meskipun pembangunan telah rampung masalah masih terjadi, antara lain:
kebocoran air yang menggenangi museum, monument secara resmi di buka untuk umum
dan di resmikan pada tanggal 12 juli 1975 oleh presiden republic Indonesia
soeharto. Lokasi pembangunan monument ini di kenal dengan nama medan merdeka.
Lapangan monas mengalami lima kali pergantian nama
yaitu:
· Lapangan
gambir.
· Lapangan ikada.
· Lapangan
merdeka.
· Lapangan monas.
· Taman monas.
Di
sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka
tempat berolah raga. Pada hari-hari libur medan terbuka di penuhi pengunjung
yang berekreasi menikmati pemandangan tugu monas dan melakukan melakukan
berbagai aktivitas dalam taman. Rancang bangun tugu monas berdasarkan pda
konsep pasangan universal yamg abadi lingga dan yoni tugu obelisk yang
menjulang tinggi adalah lingga yang melambangkan laki-laki elemen maskulin
bersifat aktif dan pasif, serta melambangkan perempuan. Elemen feminism
yang positif dan negatif serta melambangkan malam hari, lingga dan yoni
merupakan lambang kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling melengkapi masa
prasejarah Indonesia.
Selain
itu bentuk tugu monas juga dapat di tafsirkan sebagai sepasang “Alun” dan
“lesung” alat penumbuk padi yang di pakai dalam setiap rumah tangga petani
tradisional. Dengan demikian rancang bangun monas penuh dimensi khas budaya
bangsa Indonesia.
Monumen terdiri atas 117.7 meter obeliks di atas landasan persegi tinggi the 17 meter, pelataran cawan monumen ini di lapisi dengan marmer italy. kolam di taman medan merdeka utara berukuran 25x25 meter di
rancang sebagai bagian dari system pendingin udara sekaligus mempercantik penampilan taman monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung pangeran diponegoro yang sedang menunggan kudanya,
terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu di buat oleh pemahat italia, prof. Coberlato sebagai sumbangan oleh konsulat jendral honores.
Dr. Mario bross di india, pintu masuk monas,terdapat di taman medan merdeka utara dekat patung pangeran diponegoro. pintu masuk melalui trowongan yang berada 3 meter di bawah taman dan jalan silang monas,
inilah ketika pengunjung menuju tugu monas. Loket tiket berada di ujung trowongan.
Monumen terdiri atas 117.7 meter obeliks di atas landasan persegi tinggi the 17 meter, pelataran cawan monumen ini di lapisi dengan marmer italy. kolam di taman medan merdeka utara berukuran 25x25 meter di
rancang sebagai bagian dari system pendingin udara sekaligus mempercantik penampilan taman monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung pangeran diponegoro yang sedang menunggan kudanya,
terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu di buat oleh pemahat italia, prof. Coberlato sebagai sumbangan oleh konsulat jendral honores.
Dr. Mario bross di india, pintu masuk monas,terdapat di taman medan merdeka utara dekat patung pangeran diponegoro. pintu masuk melalui trowongan yang berada 3 meter di bawah taman dan jalan silang monas,
inilah ketika pengunjung menuju tugu monas. Loket tiket berada di ujung trowongan.
B. Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional
(Monas)
Di bagian dalam cawan monumen terdapat ruang
kemerdekaan berbentuk amphiteater. Ruang ini dapat di capai melalui
tangga berputar dari pintu sisi utara dan selatan. Ruang ini menyimpan
symbol kenegaraan dan kemerdekaan republik indonesia.Di antaranya:
1. Naskah asli proklamasi kemerdekaan
indonesia disimpan dalam kotak kaca di dalam pintu gerbang
berlapis emas
2. Lambang negara indonesia.
3. Peta kepulauan negara kesatuan
republik indonesia berlapis emas.
4. Bendera merah putih.
5. Dinding yang bertulis naskah
proklamasi kemerdekaan indonesia.
Di dalam ruang kemerdekaan monumen nasional ini
di gunakan sebagai ruang tenang untuk mengh eningkan cipta dan berditasi
mengenal hakikat kemerdekaan dan perjuangan bangsa indonesia. Naskah
asli proklamasi kemerdekaan indonesia disimpan dalam kotak
kaca di dalam pintu gerbang berlapis emas. Pintu mekanis
ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton berlapis emas di hiasi ukiran bunga
wijaya kusuma yang melambangkan keabadian, serta bunga teratai yang
melambangkan kesucian. Pintu ini terletak di dinding sisi barat di tengah
ruangan berlapis marmer hitam.
Pintu ini dikenal dengan nama ”gerbang
kemerdekaan” yang secara akan membuka seraya memperdengarkan lagu ”padamu
negeri” di ikuti kemudian oleh rekaman suara soekarno tangah membacakan
naskah proklamasi pada tanggal 17 agustus 1945. Pada sisi selatan terdapat patung garuda pancasila, lambang negara indonesi terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada sisi timur terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini menampilkan bendera yang paling suci dan di mulai sang saka merah putih, yang aslinya di kibarkan pada tanggal 17 agustus 1945 akan tetapi karena kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak di pamerkan sisi utara dinding marmer hitam ini menampilkan kepulauan nusantara berlapis emas, melambangkan lokasi ”negara kesatuan republik indonesia”.
naskah proklamasi pada tanggal 17 agustus 1945. Pada sisi selatan terdapat patung garuda pancasila, lambang negara indonesi terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada sisi timur terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini menampilkan bendera yang paling suci dan di mulai sang saka merah putih, yang aslinya di kibarkan pada tanggal 17 agustus 1945 akan tetapi karena kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak di pamerkan sisi utara dinding marmer hitam ini menampilkan kepulauan nusantara berlapis emas, melambangkan lokasi ”negara kesatuan republik indonesia”.
C. Museum Sejarah
Monas.
Di bagian dasar Monumen pada kedalaman 3
meter di bawah permukaan tanah terdapat museum sejarah nasional indonesia.
Ruang besar museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80x80 meter,
dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang. Ruang besar berlapis marmer
ini terdapat 48 diorama pada ke empat sisinya dan 3 diorama di tengah,
sehingga menjadi 51 diorama. Diorama ini di mulai hingga masa orde baru.
Diorama ini di mula dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam menulusuri
perjalanan sejarah indonesia, mulai masa prasejarah, masa kemaharajaan kuno seperti
sriwijaya dan majapahit, di susul masa penjajahan bangsa eropa yang di susul
perlawanan para pahlawan nasional pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah
hindia belanda. Diorama berlangsung erus hingga masa pergerakan nasional
indonesia. Awal abad ke-20, penduduk jepang, perang kemerdekaan dan masa
revolusi, hingga masa orde baru di masa pemerintahan soeharto.
Monumen Nasional terletak tepat di
tengah lapangan medan merdeka Jakarta pusat. Monumen dan museum ini di buka
setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 15.00 WIB. Pada senin pekan terakhir
setiap bulanya di tutup untuk umum. Pusat pemerintahan republik indonesia
jakarta pada tahun 1950 menyusul pengakuankedaulatan republik indonesia.
Di bagian dasar monumen kedalaman 3
meter permukaan tanah, cawan yang menopang nyala perunggu, bangsa indonesia
senantiasa memiliki semangat memberikan pemandangan bagi pengunjung dari
ketinggian 17 meter dari permukaan tanah.
D. Pelataran
Puncak Dan Api Kemerdekaan Monas
Sebuah elevator (lift) pada pintu sisi selatan akan
membawa pengunjung menuju pelataran puncak berukuran 11x11 meter di
ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang
sekali angkut. Pelataran puncak ini dapat menampung sekitar 50 orang,
serta terdapat teropong untuk melihat panorama jakarta lebih dekat pada
sekeliling badan elevator terdapat tangga menikmati pemandangan seluruh
penjuru kota jakarta. Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah
keselatan terlihat dari kejauhan gunung salak di wilayah:
a. Kabupaten
bogor.
b. Jawa barat.
c. Arah
utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.
Di puncak
monumen nasional terdapat cawan yang menopang nyala obor perunggu yang beratnya
mencapai 14,5 ton dan di lapisi emas 35 Kg. Lidah api atau obor ini berukuran
tinggi 14 meter. Dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian yang di satukan
lidah api ini sebagai symbol semangat perjuangan rakyat indonesia
yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya:
yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya:
a. Nyala api
perunggu ini dilapisi lembaran emas seberat 35 Kg.
b. untuk menyambut
perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan indonesia pada tahun 1995.
c. lembaran emas
ini dilapisi ulang sehingga mencapai 50 Kg lembaran emas.
Puncak tugu berupa”Api Nan Tak Kunjung Padam” yang
bermakna agar bangsa indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala–nyala
dalam berjuang dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa. Pelataran
cawan memberikan pemandangan bagi pengunjung dari ketinggian 17 meter dari
permukaan tanah.
Pelataran cawan dapat di capai melalui elevator ketika
turun dari pelataran puncak, atau melalui tangga mencapai dasar cawan, tinggi
pelataran cawan dari dasar 17 meter. Sedangkan rentang tinggi antara ruang
museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 meter (3 meter di bawah
tanah di tambah 5 meter tangga menuju dasar cawan) luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45x45 meter, semuanya merupakan pelestarian angka keramat proklamasi kemerdekaan RI (17-08-1945).
tanah di tambah 5 meter tangga menuju dasar cawan) luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45x45 meter, semuanya merupakan pelestarian angka keramat proklamasi kemerdekaan RI (17-08-1945).
E. Perkembangan
Monas
1. Monas Pada Masa
Pra Kemerdekaan
Sejak ditetapkan sebagai lapangan
parade militer pada masa Daendels, Koeningsplein mengalami beberapa kali
perubahan penataan. Pada tahun 1892 Dr. M. Treub, Kepala Kebun Raya Bogor,
mengajukan
rancangan tata ruang baru untuk Koeningsplein, yaitu sebagai taman kota yang dilengkapi dengan pohon pohon tropis. Akses ke taman berupa sumbu-sumbu diagonal ditambah dengan sumbu melintang yang menghubungkandengan bangunan museum (Gedung Gajah) di sisi barat taman. Bagian tengah taman yang merupakan pusat pertemuan sumbu-sumbu dirancang untuk menempatkan sebuah patung sebagai simbol “pusat Kota Batavia”.
dengan penataan seperti ini fungsi parade militer diusulkan untuk dikembalikan ke Waterlooplein. Rancangan Dr. M. Treub ini tidak sempat direalisasikan. Berdasarkan catatan atas pemetaan Koningsplein, diketahui bahwa pada tahun 1918 lapangan ini telah
tersegmentasi menjadi beberapa bagian dan beberapa bangunan besar didirikan di atasnya. di sisi utara terdapat bangunan reservoir air dan di dekatnya terdapat fasilitas sportsclub. Masih di sisi utara, berhadapan
dengan Istana Gambir (sekarang Istana Merdeka) terdapat kompleks gedung kantor telepon.
rancangan tata ruang baru untuk Koeningsplein, yaitu sebagai taman kota yang dilengkapi dengan pohon pohon tropis. Akses ke taman berupa sumbu-sumbu diagonal ditambah dengan sumbu melintang yang menghubungkandengan bangunan museum (Gedung Gajah) di sisi barat taman. Bagian tengah taman yang merupakan pusat pertemuan sumbu-sumbu dirancang untuk menempatkan sebuah patung sebagai simbol “pusat Kota Batavia”.
dengan penataan seperti ini fungsi parade militer diusulkan untuk dikembalikan ke Waterlooplein. Rancangan Dr. M. Treub ini tidak sempat direalisasikan. Berdasarkan catatan atas pemetaan Koningsplein, diketahui bahwa pada tahun 1918 lapangan ini telah
tersegmentasi menjadi beberapa bagian dan beberapa bangunan besar didirikan di atasnya. di sisi utara terdapat bangunan reservoir air dan di dekatnya terdapat fasilitas sportsclub. Masih di sisi utara, berhadapan
dengan Istana Gambir (sekarang Istana Merdeka) terdapat kompleks gedung kantor telepon.
Di
sisi barat terdapat kompleks bangunan dan taman yang dinamai Helbachpark. Di
bagian timur laut terdapat
dua taman, yaitu Decapark dan Frombergpark serta gedung bioskop. Di dekat stasiun Gambir terdapat lapangan pacuan kuda dan di sebelah baratnya lahan untuk festival tahunan Pasar Gambir.
Pada tahun 1930, melalui suatu sayembara, Ir. Thomas Karsten seorang arsitek mengusulkan untuk menata kembali Koningsplein dengan titik tolak konsepsi ”alun-alun”. Sebagaimana terungkap pada rencana di tahun 1937, ada upaya menempatkan gedung Dewan Kota di tengah-tengah lapangan. Ada rencana pula menempatkan alun-alun di sisi selatan gedung Dewan Kota seluas 500 m x 500 m, lengkap dengan pohon beringin. Pada dasarnya, melalui rencana ini hendak dikukuhkan status Koningsplein sebagai pusat orientasi Kota
Batavia yang dilengkapi berbagai fasilitas sosial-budaya dan olahraga, di samping fasilitas lain yang bersifat formal kepemerintahan.
Hanya sebagian kecil dari gagasan Karsten terwujud, selebihnya gagal di implementasikan karena segera setelah itu meletus Perang Dunia ke II. Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) relatif tidak ada perubahan fisik yang signifikan atas Koningsplein selain perubahan nama menjadi Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta). Kawasan di sekitar Lapangan Ikada pun tidak mengalami banyak perubahan.
dua taman, yaitu Decapark dan Frombergpark serta gedung bioskop. Di dekat stasiun Gambir terdapat lapangan pacuan kuda dan di sebelah baratnya lahan untuk festival tahunan Pasar Gambir.
Pada tahun 1930, melalui suatu sayembara, Ir. Thomas Karsten seorang arsitek mengusulkan untuk menata kembali Koningsplein dengan titik tolak konsepsi ”alun-alun”. Sebagaimana terungkap pada rencana di tahun 1937, ada upaya menempatkan gedung Dewan Kota di tengah-tengah lapangan. Ada rencana pula menempatkan alun-alun di sisi selatan gedung Dewan Kota seluas 500 m x 500 m, lengkap dengan pohon beringin. Pada dasarnya, melalui rencana ini hendak dikukuhkan status Koningsplein sebagai pusat orientasi Kota
Batavia yang dilengkapi berbagai fasilitas sosial-budaya dan olahraga, di samping fasilitas lain yang bersifat formal kepemerintahan.
Hanya sebagian kecil dari gagasan Karsten terwujud, selebihnya gagal di implementasikan karena segera setelah itu meletus Perang Dunia ke II. Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) relatif tidak ada perubahan fisik yang signifikan atas Koningsplein selain perubahan nama menjadi Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta). Kawasan di sekitar Lapangan Ikada pun tidak mengalami banyak perubahan.
2. Monas
Pada Masa Pasca Kemerdekaan
Setelah penyerahan kedaulatan
dari Belanda kepada Indonasia (tahun 1949) terjadi suatu
momentum perubahan yang cukup berarti atas kawasan tersebut. Istana
Merdeka (eks Istana Gambir) dan Istana Negara (eks Istana Rijswijk) resmi
menjadi pusat pemerintahan, selanjutnya Lapangan Ikada diubah namanya
menjadi Lapangan Merdeka. Beberapa taman dinamai dengan menggunakan nama
tokoh nasional, seperti Chairil Anwar, Ronggowarsito, Amir Hamzah, dan W.R
Supratman. Gagasan menasionalisasikan kawasan tersebut
kemudian diteruskan melalui konsep pengembangan kawasan Monumen Nasional serta pendirian Tugu Nasional. Pola diagonal usulan Dr. Treub muncul kembali. Dalam gagasan ini, kawasan di sekitar Lapangan Merdeka dijadikan simbol kebesaran bangsa dan negara melalui penempatan fasilitas-fasilitas nasional yang
berskala dunia. Termasuk dalam konsep ini adalah pengembangan Teater Nasional, Galeri Nasional, Masjid Istiqlal, dan Lapangan Banteng (dengan Tugu Pembebasan Irian Barat) serta Hotel Banteng (kemudian diubah namanya menjadi Hotel Borobudur). Di tahun 1970-an sisi selatan Lapangan Merdeka dijadikan arena Pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair) dan Taman Ria Monas yang dimaksudkan untuk mengulangi kesuksesan Pasar Gambir.Namun kemudian kegiatan tersebut dirasakan mulai tidak cocok sebagai pemanfaatan Lapangan Merdeka. Arena Pekan Raya Jakarta kemudian dipindahkan ke lahan bekas bandara Kemayoran. Salah satupengaturan di kawasan sekitar Monas yang diketahui oleh banyak orang adalah ketentuan bahwa:
kemudian diteruskan melalui konsep pengembangan kawasan Monumen Nasional serta pendirian Tugu Nasional. Pola diagonal usulan Dr. Treub muncul kembali. Dalam gagasan ini, kawasan di sekitar Lapangan Merdeka dijadikan simbol kebesaran bangsa dan negara melalui penempatan fasilitas-fasilitas nasional yang
berskala dunia. Termasuk dalam konsep ini adalah pengembangan Teater Nasional, Galeri Nasional, Masjid Istiqlal, dan Lapangan Banteng (dengan Tugu Pembebasan Irian Barat) serta Hotel Banteng (kemudian diubah namanya menjadi Hotel Borobudur). Di tahun 1970-an sisi selatan Lapangan Merdeka dijadikan arena Pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair) dan Taman Ria Monas yang dimaksudkan untuk mengulangi kesuksesan Pasar Gambir.Namun kemudian kegiatan tersebut dirasakan mulai tidak cocok sebagai pemanfaatan Lapangan Merdeka. Arena Pekan Raya Jakarta kemudian dipindahkan ke lahan bekas bandara Kemayoran. Salah satupengaturan di kawasan sekitar Monas yang diketahui oleh banyak orang adalah ketentuan bahwa:
a. Tidak di
ijinkan ada bangunan melebihi ketinggian tugu
Monumen Nasional,
Monumen Nasional,
b. Tidak di
ijinkan kehadiran fungsi komersial/swasta.
3. Kondisi Kawasan
Monas Saat Ini
Belum lama berselang Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta sebagai pengelola kawasan Monas telah membangun pagar
besi di sekeliling lapangan. Pintu-pintu gerbang disediakan di sudut-sudut
kawasan (akses diagonal) serta bukaan di pintu masuk lapangan parkir di
sisi selatan. Sebelumnya rencana pemagaran ini mendapat tentangan keras
dari kalangan masyarakat yang mengkhawatirkan keberadaan pagar akan membatasi
aksespublik ke Lapangan Monas. Pemagaran Lapangan Monas juga tidak tercantum
dalam masterplan kawasan ini.
Dalam konstelasi kelangkaan ruang publik di kota Jakarta, Lapangan Monas merupakan tempat rekreasi gratis bagi warga kota Jakarta. Setiap hari Minggu lapangan ini dipenuhi warga masyarakat yang berolahraga atau berekreasi, baik di taman, di kolam-kolam, maupun di tepi-tepi jalan (akses diagonal). Oleh karenanya warga kota kuatir bila pemagaran akan membuat akses mereka ke Monas menjadi terbatas.
Meski mendapat tentangan keras, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersikukuh melaksanakan pemagaran Lapangan Monas. Alasan yang dikemukakan adalah untuk menertibkan kawasan tersebut yang sebelumnyasangat semerawut oleh keberadaan para pedagang makanan-minuman yang tidak tertib. Selain itu, setelah
pemagaran selesai lapangan Monas akan digunakan untuk membiakkan rusa totol (seperti di halaman depan
Istana Bogor). Beberapa ekor rusa telah dilepaskan di lapangan ini, meski masih perlu dibuktikan apakah akan berhasil. Sementara itu, sisi selatan masih dominan dengan kegiatan parkir yang melayani pegawai serta tamu kantor kantor di Jalan Medan Merdeka Selatan, terutama kantor Pemerintah Provinsi DKI. Selain itu, beberapa
rumah makan juga mulai bermunculan di sekitar lokasi parkir. Hal ini menandakan bahwa di lapangan ini telah berlangsung kecenderungan perkembangan yang tidak sesuai dengan masterplan kawasan.
Dalam konstelasi kelangkaan ruang publik di kota Jakarta, Lapangan Monas merupakan tempat rekreasi gratis bagi warga kota Jakarta. Setiap hari Minggu lapangan ini dipenuhi warga masyarakat yang berolahraga atau berekreasi, baik di taman, di kolam-kolam, maupun di tepi-tepi jalan (akses diagonal). Oleh karenanya warga kota kuatir bila pemagaran akan membuat akses mereka ke Monas menjadi terbatas.
Meski mendapat tentangan keras, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersikukuh melaksanakan pemagaran Lapangan Monas. Alasan yang dikemukakan adalah untuk menertibkan kawasan tersebut yang sebelumnyasangat semerawut oleh keberadaan para pedagang makanan-minuman yang tidak tertib. Selain itu, setelah
pemagaran selesai lapangan Monas akan digunakan untuk membiakkan rusa totol (seperti di halaman depan
Istana Bogor). Beberapa ekor rusa telah dilepaskan di lapangan ini, meski masih perlu dibuktikan apakah akan berhasil. Sementara itu, sisi selatan masih dominan dengan kegiatan parkir yang melayani pegawai serta tamu kantor kantor di Jalan Medan Merdeka Selatan, terutama kantor Pemerintah Provinsi DKI. Selain itu, beberapa
rumah makan juga mulai bermunculan di sekitar lokasi parkir. Hal ini menandakan bahwa di lapangan ini telah berlangsung kecenderungan perkembangan yang tidak sesuai dengan masterplan kawasan.
BAB III
PENUTUP
Penulis
mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan
rahmatnya dan petunjuk-Nya penulis dapat menyusun laporan ini dengan
sempurna. Dan detik-detik kata terakhir ini apabila dalam laporan ini
ada kekeliruan baik segi penulisan, susunan kalimat, dan penyusunan kata, atas
perhatianya penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Untuk itu
penulis mengharapkan kepada pembaca agar dapat memberi saran dan kritik yang
membangun guna penelitian lainnya. Demikian laporan yang saya buat maka dari
uraian di atas penulis mengambil kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut:
A. KESIMPULAN
1. Monas menunjukan keagungan Negara
Indonesia tak hanya kota Jakarta
2. Monumen
nasional memiliki tugas utama sebagai tempat penyimpanan dan pada masa perjuangan bangsa indonesia.
3. Monumen Nasional selalu berkembang menjadi lebih baik dari
waktu-kewaktu.
4. Museum
mempunyai peranan penting dalam usaha dan sejarah perjuangan bangsa indonesia.
5. Monumen
Nasional merupakan sebagai salah satu dari monument peringatan yang didirikan
untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat melawan penjajah Belanda.
6. Dengan
keberadaan museum tersebut pihak pengelola memberikan retribusi sehingga
mendapat penghasilan untuk meles tarikan museum nasional (monas).
B. SARAN-SARAN
Setelah kita
memahami uraian-uraian di atas, maka penulis akan menyampaikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Jadikanlah
dirimu orang yang siap pakai dalam hal apapun sebab menjadi jembatan
kehidupanmu.
2. Kepada
Pengelola Monumen Nasional, penulis berharap Mnumen Nasional tetap berkembang
menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
3. Kepada
pengunjung, penulis berharap pengunjung dapat menjaga keamanan, keindahan dan
ketertiban di Monumen Nasional.
4. Hormatilah
orang tua dan guru-gurumu karena lantaran beliaulah kamu menjadi orang yang
sukses.
5. Tunjukkanlah
dirimu peranan madrasahmu sebagai forum perwujudan kebudayaan nasional.
6. Kepada Sekolah,
penulis harap kegiatan “study tour” ini
tetap berjalan dengan tujuan-tujuan lain lebih bervariasi dan mengandung nilai
sejarah yang tinggi.
7. Kepada warga
Indonesia, penulis berharap untuk selalu menjaga ketertiban di Monumen Nasional
. jangan sampai terjadi kerusuhan atau kekerasan yang dapat merusak Tugu
Nasional tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen
vulkanologi, direktur geologi, buku pedoman bandung.
Dinas
Pariwisata profinsi daerah tingkat 1 jawa barat 1986 :wajah pariwisata jawa
barat, yayasan 17 oktober, jakarta.
Singarimbun,
masri, efendi. 1987: metode penelitian survei Lp3 SES,jakarta.
related:www.memobee.com/sejarah-emas-di-tugu-monas-2768-eij.html
sejarah monas.
Katili, Ekki
husein Haji. 1997. Monumen Nasional Monumen Keagungan bangsa Indonesia. Jakarta
: kantor pengelola Monas
Bagi Kalangan Pelajar / Setara yg membutuhkan Tugas - tugas sekolah silahkan mampir ke Blog https://ketemulagi99.blogspot.com, mudah mudahan apa yang disajikan bisa membantu kalian dalam mengerjakan tugas sekolah. amiiiinn
jangan lupa bagikan link ke teman - teman kalin Yaaaa. TqTerima kasih sudah berkenan membaca artikel tersebut di atas tentang MAKALAH PENYAKIT ANEMIA. Penulis mohon teman-teman kiranya berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun karena penulis rasa artikel tersebut di atas jauh dari kata sempurna. Penulis juga mohon maaf jika terdapat kesalahan baik dari segi tulisan maupun bahasa. Thank you.
ConversionConversion EmoticonEmoticon