KEDISIPLINAN

KEDISIPLINAN

A.    PENGERTIAN KEDISIPLINAN
            Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
            Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa.

B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN
Ada beberapa faktor yang memperngaruhi kedisiplinan.
  • Diri sendiri
  • Keluarga
  • Pergaulan di Lingkungan
  •  
C.    MANFAAT KEDISIPLINAN SISWA
            Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa juga dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak.

D.    PELAKSANAAN KEDISIPLINAN DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH
Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkand dari dalam diri siswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan oleh orang di sekitarnya hanya akan sia-sia. Berikut ini adalah pelaksanaan kedisiplinan di lingkungan sekolah.

a)      datang ke sekolah tepat waktu;
b)      rajin belajar;
c)      mentaati peraturan sekolah;
d)     mengikuti uapacara dengan tertib;
e)      mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu
f)       melakukan tugas piket sesuai jadwalnya;
g)      memotong rambut jika kelihatan panjang;
h)      selalu berdoa sebelum memulai pelajaran dan masih banyak lagi.


MOTIVASI
Pengertian Motivasi dan Contoh Motivasi Belajar
Motivasi terbagi dua, yaitu :
a.         Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
b.        Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

Pengertian belajar menurut Morgan adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut Moh. Surya, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Jadi kesimpulannya belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
 Jadi, Motivasi belajar merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk belajar sesuatu atau melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.

 Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
·         Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
·         Hadiah
·         Saingan/kompetisi
·         Pujian
·         Hukuman
·         Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
·         Membentuk kebiasaan belajar yang baik
·         Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
·         Menggunakan metode yang bervariasi, dan
·         Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

B.       Contoh Motivasi Belajar
Tujuan diberikannya motivasi kepada siswa adalah sebagai berikut :
a)      Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
b)      Mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c)      Menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Contoh motivasi belajar,
-          Misalnya guru memberikan beberapa soal latihan (3-5 soal) kepada siswa. Soal – soal tersebut dikerjakan secara individu. Kemudian guru memberikan batas waktu (misal 10-15 menit). Soal-soal yang sudah dikerjakan di kumpulkan sesuai hitungan waktu yang diberikan oleh guru. Misalkan siapa yang bisa mengumpulkan 10 menit pertama dan 10 orang tercepat, dengan catatan jawaban soal itu benar semua, maka akan diberikan nilai A. Apabila siswa mengumpulkan pada menit ke 11-15, maka mendapatkan nilai B, itu apabila soal tersebut terjawab benar semua, tetapi apabila ada yang salah maka mendapat nilai B-, C+, C, atau C-. Dengan cara tersebut maka siswa akan termotivasi dan mereka akan berpacu untuk menjadi yang terbaik.

-       Contoh motivasi yang lain, pertama guru menjelaskan tentang tujuan belajar. Misalkan belajar tentang statistika. Statistika ada di dalam kehidupan sehari-hari.  Maka guru memberikan motivasi, dengan  belajar statistika, maka siswa dapat mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data secara sistematis, menghitung rata-rata. Dengan menganalisis dan menafsirkan data-data statistik dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, perencanaan, dan kesimpulan dengan tepat dari sifat-sifat data statistik tersebut. Jadi, siswa akan termotivasi belajar statistik, mereka akan berfikir, penting belajar statistik itu.
-       Motivasi belajar juga dapat dituangkan dengan kompetisi, pemberian hadiah, pujian, dan hukuman. Misalkan saja dalam belajar, guru memberikan kuis kepada siswa, yang sebelumnya sudah dibentuk beberapa kelompok, dalam setiap kelompok terdiri dari 3 siswa, maka dalam pengerjaan kuis tersebut, secara tidak langsung mereka berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Di sini guru memberikan motivasi dengan memberikan hadiah dan pujian kepada siswa atau kelompok yang berprestasi, kemudian memberikan hukuman kepada siswa atau kelompok yang melakukan kesalahan seperti bernyanyi atau mencabut rumput di depan kelas. Hukuman tersebut diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan memacu motivasi belajarny

Kepercayaan Diri

Kepercayaan Diri

Menurut Hygiene Kepercayaan Diri adalah penilaian yang relatif tetap tentang diri sendiri, mengenai kemampuan, bakat, kepemimpinan, inisiatif, dan sifat-sifat lain, serta kondisi-kondisi yang mewarnai perasaan manusia (Iswidharmanjaya & Enterprise, 2014:20-21).

Kepercayaan diri merupakan sikap positif seseorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya (Fatimah, 2010:149).

Orang yang percaya diri lebih mampu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, orang yang percaya diri biasanya akan lebih mudah berbaur dan beradaptasi dibanding dengan yang tidak percaya diri. Karena orang yang percaya diri memiliki pegangan yang kuat, mampu mengembangkan motivasi, ia juga sanggup belajar dan bekerja keras untuk kemajuan, serta penuh keyakinan terhadap peran yang dijalaninya (Iswidharmanjaya & Enterprise, 2014:40-41).

Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya (Setiawan, 2014:14).

Kepercayaan diri berawal dari diri sendiri dan dukungan dari orang lain. Kepercayaan diri dapat mengubah seseorang yang biasanya tidak berani dalam menghadapi sesuatu, denganadanya kepercayaan diri seseorang menjadi lebih yakin dan mampu dalam menghadapi atau mengerjakan sesuatu.


Karakteristik Kepercayaan Diri
Terdapat 7 karakteristik individu yang mempunnyai rasa kepercayaan diri yang proposional antara lain sebagai berikut (Fatimah, 2010:149-150):
  1. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau hormat orang lain.
  2. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima orang lain atau  kelompok.
  3. Berani menerima penolakan orang lain berani menjadi diri sendiri.
  4. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil).
  5. Memiliki internal Locus of Control(memandang keberhasilan atau kegagalan, bergantung pada usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak bergantung mengharap bantuan orang lain).
  6. Mempunnyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi diluar dirinya.
  7. Memiliki harapan yang relalistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.



Ciri-Ciri Kepercayaan Diri
Ciri-ciri seseorang memiliki rasa kepercayaan diri meliputi sebagai berikut (Iswidharmanjaya & Enterprise, 2014:48-49).

  1. Bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah dibuat sendiri,
  2. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
  3. Pegangan hidup yang cukup kuat, mampu mengembangkan motivasi,
  4. Mau bekerja keras untuk mencapai kemajuan,
  5. Yakin atas peran yang dihadapi,
  6. Berani bertindak dan mengambil setiap kesempatan yang dihadapinya,
  7. Menerima diri secara realistik,
  8. Menghargai diri secara positif, tanpa berfikir negatif, yakin bahwa ia mampu,
  9. Yakin atas kemampuan sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain, dan 
  10. Optimis, tenang dalam menghadapi tantangan dan tidak mudah cemas.


Membangun Kepercayaan Diri
Terdapat 6 cara untuk membangun rasa kepercayaan diri adalah sebagai berikut (Setiawan, 2014:40).

  1. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki rasa percaya diri dan berpikiran positif,
  2. Mengingat kembali saat merasa percaya diri,
  3. Sering melatih diri,
  4. Mengenali diri sendiri yang lebih baik lagi,
  5. Jangan terlalu keras pada diri sendiri, dan
  6. Jangan takut mengambil resiko.  


Indikator Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri adalah suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri. Suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya mampu untuk mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.

Menumbuhkan rasa kepercayaan diri yang proposional, individu harus memulai dari dalam diri sendiri. Mengingat bahwa rasa percaya diri sangat penting untuk membatu seseorang untuk dapat meraih hasil belajar ataupun prestasi dalam hal apapun (Fatimah, 2010:153).

Beberapa indikator berikut mungkin dapat menjadi pertimbangan dalam menumbuhkan rasa percaya diri seseorang sebagai berikut (Fatimah, 2010:153-155).


a. Evaluasi diri secara objektif
Belajar menilai diri secara objektif dan jujur. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri sendiri, seperti pola berfikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya kesabaran dan ketekunan, selalu bergantung pada orang lain atau sebab-sebab eksternal lain.


b. Penghargaan yang jujur terhadap diri sendiri
Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang dimiliki. Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu diri sendiri dalam  menemukan jalan yang tepat menuju masa depan.


c. Positive Thinking
Cobalah memerangi setiap asumsi prasangka atau persepsi negatif yang mencul dalam benak diri sendiri. Semakin besar dan menyebar pola pikir negatif maka semakin sulit dikendalikan dan dihentikan.


d. Gunakan Self-affirmation 
Self-affirmation penegasan dalam diri sendiri. Untuk memerangi pikiran negatif, gunakan Self-affirmation yaitu berupa kata-katayang membangkitkan rasa percaya diri contohnya, saya pasti bisa, saya bangga pada diri sendiri, saya pasti dapat, atau saya dapat menyelesaikan tugas, dan lain sebagainya.


e. Berani mengambil resiko
Rasa kepercayaan diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang memungkinkan datang dari orang tua dan masyarakat hingga tanpa sadar melandasi motivasi individu untuk harus menjadi orang sukses.



Terima kasih sudah berkenan membaca artikel tersebut di atas tentang KEDISIPLINAN. Penulis mohon teman-teman kiranya berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun karena penulis rasa artikel tersebut di atas jauh dari kata sempurna. Penulis juga mohon maaf jika terdapat kesalahan baik dari segi tulisan maupun bahasa. Thank you.

Previous
Next Post »