5 Teori Masuknya Islam di Indonesia,
Kelemahan, dan Bukti Pendukungnya
Masuknya Islam di Indonesia pada abad ke V tidak bisa
dilepaskan dari sejarah perdagangan dan pelayaran antar benua yang berlangsung
pada masa itu. Kendati demikian, para ahli masih bersilang pendapat tentang
bagaimana proses masuknya budaya dan agama Islam tersebut hingga bisa
mengalahkan kebudayaan dan agama yang telah ada sebelumnya, yakni Hindu dan
Budha. Berbagai teori pun berkembang dengan disertai bukti dan fakta pendukung.
Berikut ini kami telah merangkum apa saja teori masuknya islam di Indonesia tersebut lengkap
dengan kelemahan dan bukti-bukti pembenarnya.
Teori Masuknya Islam Di Indonesia

Sedikitnya ada 5 teori masuknya
Islam di Indonesia yang berkembang di kalangan sejarawan saat ini. Kelima teori
tersebut mengungkapkan tentang asal mula Islam berkembang di Nusantara. Ada
teori yang menyebut bila penyebaran Islam di Indonesia berasal dari Gujarat, India;
Makkah, Arab Saudi; Persia; dan ada pula yang beranggapan Islam Indonesia
berasal dari China.
1. Teori Gujarat
Teori Gujarat adalah teori yang
menyatakan bahwa Islam masuk di Indonesia berasal dari Gujarat, India. Teori
ini pertama kali dicetuskan oleh dua orang sejarawan berkebangsaan
Belanda, Snouck Hurgronje dan J.Pijnapel. Menurut mereka, Islam masuk ke
Indonesia sejak awal abad ke 13 Masehi bersama dengan hubungan dagang yang
terjalin antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang Gujarat yang datang.
Advertisement
Teori masuknya Islam di Indonesia yang dicetuskan Hurgronje dan Pijnapel ini didukung oleh beberapa bukti, di antaranya batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik As-Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Islam Gujarat, catatan Marcopolo, serta adanya warna tasawuf pada aliran Islam yang berkembang di Indonesia.
Selain memiliki bukti, teori ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahan teori Gujarat ditunjukan pada 2 sangkalan. Pertama, masyarakat Samudra Pasai menganut mazhab Syafii, sementara masyarakat Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi. Kedua, saat islamisasi Samudra Pasai, Gujarat masih merupakan Kerajaan Hindu.
2. Teori Persia
Umar Amir Husen dan Hoesein
Djajadiningrat sebagai pencetus sekaligus pendukung teori Persia menyatakan
bahwa Islam yang masuk di Indonesia pada abad ke 7 Masehi adalah Islam yang
dibawa kaum Syiah, Persia.
Advertisement
Teori ini didukung adanya beberapa bukti pembenaran di antaranya kesamaan budaya Islam Persia dan Islam Nusantara (seperti adanya peringatan Asyura dan peringatan Tabut), kesamaan ajaran Sufi, penggunaan istilah persia untuk mengeja huruf Arab, kesamaan seni kaligrafi pada beberapa batu nisan, serta bukti maraknya aliran Islam Syiah khas Iran pada awal masuknya Islam di Indonesia.
Dengan banyaknya bukti pendukung yang dimiliki, teori ini sempat diterima sebagai teori masuknya Islam di Indonesia yang paling benar oleh sebagian ahli sejarah. Akan tetapi, setelah ditelisik, ternyata teori ini juga memiliki kelemahan. Bila dikatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 7, maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dalam genggaman Khalifah Umayyah yang berada di Damaskus, Baghdad, Mekkah, dan Madinah. Jadi tidak memungkinkan bagi ulama Persia untuk menyokong penyebaran Islam secara besar-besaran ke Nusantara.
3. Teori Arab atau Teori Makkah
Teori Arab atau Teori Makkah
menyatakan bahwa proses masuknya Islam di Indonesia berlangsung saat abad ke 7
Masehi. Islam dibawa para musafir Arab yang memiliki semangat untuk menyebarkan
Islam ke seluruh belahan dunia. Tokoh yang mendukung teori ini adalah Van
Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.
Teori masuknya Islam di Indonesia ini didukung beberapa 3 bukti utama. Pertama, pada abad ke 7 Masehi, di Pantai Timur Sumatera memang telah terdapat perkampungan Islam khas dinasti Ummayyah, Arab. Lalu, madzhab yang populer kala itu khususnya di Samudera Passai adalah madzhab Syafii yang juga populer di Arab dan Mesir. Dan yang ketiga, adanya penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasai yang hanya lazim ditemui pada budaya Islam di Mesir.
Hingga kini, teori Arab dianggap sebagai teori yang paling kuat. Kelemahannya hanya terletak pada kurangnya fakta dan bukti yang menjelaskan peran Bangsa Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.
Teori masuknya Islam di Indonesia ini didukung beberapa 3 bukti utama. Pertama, pada abad ke 7 Masehi, di Pantai Timur Sumatera memang telah terdapat perkampungan Islam khas dinasti Ummayyah, Arab. Lalu, madzhab yang populer kala itu khususnya di Samudera Passai adalah madzhab Syafii yang juga populer di Arab dan Mesir. Dan yang ketiga, adanya penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasai yang hanya lazim ditemui pada budaya Islam di Mesir.
Hingga kini, teori Arab dianggap sebagai teori yang paling kuat. Kelemahannya hanya terletak pada kurangnya fakta dan bukti yang menjelaskan peran Bangsa Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.
4. Teori China
Teori China yang dicetuskan oleh
Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby baru baru ini menyebutkan
bahwa, Islam masuk ke Indonesia karena dibawa perantau Muslim China yang datang
ke Nusantara.
Teori ini didasari pada beberapa bukti yaitu fakta adanya perpindahan orang-orang muslim China dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang pada abad ke 879 M; adanya masjid tua beraksitektur China di Jawa; raja pertama Demak yang berasal dari keturunan China (Raden Patah); gelar raja-raja demak yang ditulis menggunakan istilah China; serta catatan China yang menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali diduduki oleh para pedagang China.
Teori ini didasari pada beberapa bukti yaitu fakta adanya perpindahan orang-orang muslim China dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang pada abad ke 879 M; adanya masjid tua beraksitektur China di Jawa; raja pertama Demak yang berasal dari keturunan China (Raden Patah); gelar raja-raja demak yang ditulis menggunakan istilah China; serta catatan China yang menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali diduduki oleh para pedagang China.
5. Teori Maritim
Teori Maritim pertama kali
dicetuskan sejarawan asal Pakistan, N.A. Baloch. Teori ini menyatakan
bahwa penyebaran Islam di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari kemampuan umat
Islam dalam menjelajah samudera. Tidak dijelaskan darimana asal Islam yang
berkembang di Indonesia, yang jelas menurut teori ini, masuknya Islam di
Indonesia terjadi di sekitar abad ke 7 Masehi
Terima kasih sudah berkenan membaca artikel tersebut di atas tentang 5 Teori Masuknya Islam di Indonesia, Kelemahan, dan Bukti Pendukungnya. Penulis mohon teman-teman kiranya berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun karena penulis rasa artikel tersebut di atas jauh dari kata sempurna. Penulis juga mohon maaf jika terdapat kesalahan baik dari segi tulisan maupun bahasa. Thank you.
ConversionConversion EmoticonEmoticon