MAKALAH
SOSIOLOGI
DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :
IWAN SETIAWAN
RENTI ANGGRAINI
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN
OLAHRAGA
SMA NEGERI 2 KEPAHIANG
TAHUN AJARAN
2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat
Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita
aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ” PERKEMBANGAN SOSIOLOGI ”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis
mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan
rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan
segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan
kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan
ini dimulai, dan semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan
menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap
isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan,
namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh
penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR -------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ---------------------------------------------------------------
B.
Rumusan Masalah -----------------------------------------------------------------------
1. Bagaimana
gambar ringkas tentang sejarah teori-teori sosiologi ------------
2. Bagaimana
sosiologi dan sejarah perkembangannya------------------------
3.
Apa arti sosiologi dan perkembangannya -----------------------------------
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Gambaran Ringkas Tentang Sejarah Teori-Teori
Sosiologi ---------------------
B.
Metode-metode dalam Sosiologi -----------------------------------------------
C.
Sosiologi, Arti dan Sejarah
Perkembangannya --------------------------------
D.
Sosiologi dan Perkembangannya -----------------------------------------------
KESIMPULAN
---------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR
PUSTAKA -------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya orang melihat sosiolog
sebagai pembimbing dan pengarah dengan dasar-dasar ilmiah bagi kemajuan dan
pengembangan sosial. Auguste
Comte yang pertama-tama memakai istilah sosiologi adalah orang pertama yang
membedakan antara ruang lingkup dengan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dia menyusun suatu sistem matika dari filsafat
sejarah, dalam kerangka tahap-tahap pemikiran yang berbeda-beda. Menurut Comte
ada tiga tahap perkembangan entelektual, yang masing-masing merupakan
perkembangan dari tahap sebelumnya. Akhirnya sosiologi juga sering
mempergunakan metode functionalism.
Motode-metode sosiologi tersebut diatas
bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali mempergunakan
lebih dari satu metode untuk menyelidiki objeknya. Setelah mendapatkan gambaran
dan pokok-pokok tentang ruang lingkup sosiologi berserta hubungannya dengan
ilmu-ilmu sosial lainnya dan teori-teorinya, perlu dijelaskan cara-cara sosiologi
mempelajari obyeknya, yaitu masyarakat. Pada dasarnya terdapat dua jenis cara
kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Unsur-unsur sosiologi tidak digunakan
dalam suatu ajaran atau teori yang murni sosiologi akan tetapi sebagai landasan
untuk tujuan lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
gambar ringkas tentang sejarah teori-teori sosiologi ?
2. Bagaimana
sosiologi dan sejarah perkembangannya ?
3. Apa
arti sosiologi dan perkembangannya ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Ringkas Tentang Sejarah
Teori-Teori Sosiologi
1. Pengertian
Teori
Suatu teori
pada hakikatnya merupakan antara dua fakta atau lebih atau pengaturan fakta
menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat diamati
dan pada umumnya dapat diuji secara empiris. Oleh sebab itu, dalam bentuknya
yang paling sederhana, suatu teori merupakan hubungan antara dua variable atau
lebih, yang telah diuji kebenarannya. Suatu variable merupakan karakteristik
dari orang-orang, benda-benda atau keadaan yang mempunyai nilai-nilai yang
berbeda, seperti misalnya, usia, jenis kelamin, dan lain sebagainya.
Teori-teori tersebut mempunyai beberapa kegunaan, antara lain :
a.
Suatu teori atau beberapa teori merupakan
ikhtisar daripada hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang
menyangkut objek yang dipelajari sosiologi.
b. Teori
memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang yang
memperdalam pengetahuannya dibidang sosiologi.
c. Teori
berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang dipelajari
oleh sosiologi.
d. Suatu
teori akan sangat berguna dalam memgembangkan sistem klasifikasi fakta, membina
struktur konsep-konsep serta memperkembangkan definisi-definisi yang penting
untuk penelitian.
e. Pengetahuan
teoritis memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan proyeksi sosial,
yaitu usaha untuk dapat mengetahui kearah mana masyarakat akan berkembang, atas
dasar fakta yang diketahui pada masa yang lampau dan pada dewasa ini.
2. Perhatian
terhadap Masyarakat Sebelum Comte
Sosiologi
dapatlah dikatakan merupakan suatu ilmu pengertian yang relative muda usianya,
karena baru mengalami perkembangan sejak masanya Comte tersebut. Seorang
filosof barat yang untuk pertama kalinya menelaah masyarakat secara sistematis adalah
Plato (429-347 S.M), Seorang filosof romawi. Sebetulnya plato bermaksud untuk
merumuskan suatu teori tentang bentuk Negara yang bercita-citakan, yang
organisasinya didasarkan pada pengamatan yang kritis terhadap sistem-sistem
sosial yang ada pada zamannya. Plato menyatakan, bahwa masyarakat sebenarnya
merupakan refleksi dari manusia perorangan. Intelegensia merupakan unsur
pengendali,sehingga suatu Negara juga merupakan refleksi dari ketiga unsur yang
berimbang atau serasi tadi.
Pengertian
politik dipergunakannya dalam arti luas, yakni mencangkup juga masalah masalah
ekonomi dan sosial sebagaimana halnya dengan plato, maka perhatiannya terhadap biologi
menyebabkan dia mengadakan suatu analogi antara masyarakat dengan organism biologis
dari manusia. Disamping itu aristoteles menggaris bawahi kenyataan, bahwa basis
masyarakat adalah moral (etika dalam arti yang sempit). Pada akhir abad
pertengahan muncullah ahli filsafat arab Ibn. Khaldun (1332-1406), yang mengemukakan
beberapa prinsip, prinsip yang kokoh, untuk menafsirkan kejadian-kejadian
sosial dan peristiwa-peristiwa dalam sejarah. Prinsip-prinsip yang sama akan
dapat dijumpai, bila ingin mengadakan analisa terhadap timbul dan tenggelamnya
Negara-negara. Faktor yang menyebabkan bersatunya manusia didalam suku-suku,
clean, Negara, dan sebagainya, adalah rasa solidaritas. Faktor itulah yang
menyebabkan adanya ikatan dan usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan bersama antara
manusia, pada zaman renainsance (1200-1600), tercatat nama-nama seperti Thomas
More dengan Utopia-nya dan Campanella yang menulis City of the Sun. mereka
masih sangat terpengaruh, oleh gagasan-gagasan terhadap adanya
masyarakat-masyarakat yang ideal.
Untuk
pertama kalinya politik dipisahkan dari moral, sehingga terjadi suatu
pendekatan yang mekanis terhadap masyarakat. Abad ke-17 ditandai dengan
munculnya tulisan Hobbes (1588-1679) yang berjudul The Leviathan, yang
ditandai dengan inspirasi-inspirasi dari hukum alam, fisika dan matematika, dia
beranggapan, bahwa dalam keadaan alamiah, kehidupan manusia didasarkan pada
keinginan yang mekanis, sehingga manusia selalu saling berkelahi.
Dapatlah
dikatakan, bahwa alam pikiran ke abad 17 tadi ditandai oleh anggapan-anggapan,
bahwa lembaga-lembaga permasyarakatan terikat pada hubungan-hubungan yang
tetap. Pada abad ke-18 muncullah antara lain ajaran john locke (1632-1704) dan
J.J. Rousseau (1712-1778) yang masih berpegang pada konsep kontrak sosial dari
Hobbes. Menurut Locke, manusia pada dasarnya mempunyai hak asasi yang berupa
hak untuk hidup, kebebasan dan hak atas harta benda. Rousseau antara lain
berpendapat, bahwa kontak antara pemerintah dengan yang diperintah, menyebabkan
tumbuhnya suatu kolektivitas yang mempunyai keinginan-keinginan sendiri, yaitu
keinginan umum. Keinginan umum tadi adalah berbeda dengan keinginan
masing-masing individu.
Pada
awal abad ke-19 antara lain muncul ajaran-ajaran dari sains simon (1760-1825)
yang terutama menyatakan, bahwa manusia hendaknya dipelajari dalam kehidupan
berkelompok. Ilmu politik merupakan suatu ilmu yang positif. Artinya,
maslah-masalah dalam ilmu politik hendaknya dianalisa dengan metode-metode yang
lazim dipakai terhadap gejala-gejala lain.
3. Sosiologi
Auguste Comte (1798-1853)
Auguste
Comte yang pertama-tama memakai istilah : sosiologi adalah orang pertama yang
membedakan antara ruang lingkup dengan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dia menyusun suatu system matika dari filsafat
sejarah, dalam kerangka tahap-tahap pemikiran yang berbeda-beda. Menurut Comte
ada tiga tahap perkembangan entelektual, yang masing-masing merupakan
perkembangan dari tahap sebelumnya. Petama dinamakan tahap teologis yaitu suatu
tahap dimana mana manusia menafsirkan gejala-gejala di sekelilingnya secara
teologis, yaitu dengan kekuatan-kekuatan yang di kendalikan roh dewa-dewa atau
tuhan yang maha kuasa. Tahap kedua yang merupakan prkembangan dari perkembangan
dari tahap pertama, adalah tahap mrtafisik. Pada tahap ini manusia menganggap
bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekutan atau inti tertentu yang
pada akhirnya akan dapat di ungkapkan. Pada tahap ini manusia masih terikat
oleh cita-cita tanpa verifikasi, oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap
cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk
menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
Gagasan
tentang adanya ketiga tahap tersebut, walaupun merupakan suatu fiksi, akan
tetapi hal itu memberikan penerangan tehadap pikiran manusia,
serta secara psikologis merupakan suatu perkembangan yang penting.
Ketiga tahap tadi dapat memenuhi fikiran manusia pada saat yang bersamaan, di
mana kadang-kadang tiumbul pertentangan-pertentangan. Mengkaitkan
industrialisasi dengan tahap tahap ketiga dari perkembangan fikiran manusia.
Secara logis, maka dalam masa industri tersebut akan terjadi perdamaian yang
kekal. Apakah sebenarnya yang di maksudkan oleh comte dengan ilmu pengetahuan
positif, dan dimanakah letak sosiologisnya? hal yang menonjol dariu
sistematisnya comte adalah penilainnya terhadap sosiologi, yang merupakan ilmu
pengetahuaan yang paliung kompleks, dan merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang akan brkembang dengan pesat sekali. Sosiologi merupakan
studi positif tentang hukum-hukum dari gejala sosial. comte kemudian membedakan
antara sosiologi statis dengan sosilogi dinamis. Sosiologi statis memusatkan
perhatian pada hukum-hukum statis, yang menjadi dasar dari adanya masyarakat.
Cita-cita dasar yang menjadi latar belakang dari sosiolgi statis adalah, bahwa
semua gejala sosial saling berkaitan, yang berarti bahwa adalah percuma untuk
mempelajari salah satu gejala sosial secara tersendiri.sosiologi dinamis
merupakan teori tentang perkembangan, dalam arti banggunan. Ilmu pengetahuan
ini menggamabarkan cara-cara pokok dalam mana perkembangan manusia terjadi,
dari tingkat intelleigensia yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan
demikian, maka dinamika menyangkut masyasrakat untuk menunjukan adanya
perkembangan
B. Metode-metode dalam Sosiologi
Setelah mendapatkan gambaran dan
pokok-pokok tentang ruang lingkup sosiologi berserta hubungannya dengan
ilmu-ilmu sosial lainnya dan teori-teorinya, perlu dijelaskan cara-cara
sosiologi mempelajari obyeknya, yaitu masyarakat. Pada dasarnya terdapat dua
jenis cara kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif.
Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka
atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan
tersebut terdapat dengan nyata didalam masyarakat. Didalam metode kualitatif
termasuk metode historis dan metode komparatif yang keduanya dikombinasikan
menjadi historis komparatif. Metode historis mempergunakan analisa atas
peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
Metode komparatif mementingkan
perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya, untuk
memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan serta sebab-sebabnya.
Perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan tersebut bertujuan untuk
mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perikelakuan masyarakat pada masa silam
dan masa sekarang.
Metode kuantitatif mengutamakan
bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang
ditelitinya dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, table-tabel
dan formula-formula yang semuanya itu sedikit banyaknya mempergunakan ilmu
pasti atau matematika. Metode kuantitatif adalah metode statistic yang
bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara matematis.
Akhirnya sosiologi juga
sering mempergunakan metode functionalism. Secara singkat dapat dijelaskan
bahwa metode functionalism bertujuan
untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial
dalam masyarakat.
Motode-metode sosiologi tersebut diatas
bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali mempergunakan
lebih dari satu metode untuk menyelidiki objeknya.
C. Sosiologi, Arti dan
Sejarah Perkembangannya
1.
Pengertian Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hidup bersama dalam masyrakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang
menguasai kehidupan itu. Untuk menganalisa cara hidup bergaul manusia itu, maka
perlu juga dipelajari sifat-sifat biologi manusia seperti perasaan lapar,
sakit, takut, kebutuhan akan seks dengan perbedaan-perbedaan daripada didunia
hewan yang lebih banyak diatur oleh peradaban masyarakatnya. Sebagai ilmu ia
baru mulai dikenal pada abad ke-19 dengan nama yang berasal dari August Comte
(1798-1857) untuk menunjukkan sosiologi sebagai ilmu masyarakat yang memiliki
disiplin yaitu rencana pelajaran dan penyelidikan serta lapangannya sendiri.
Ilmu sosiologi ia tidak usah mencoba memperbaiki masyarakat, cukup mempelajari
dan mengerti hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan dengan demikian
masih berhak disebut ilmu. Tetapi dengan dipelajarinya sebagai ilmu, maka lebih
mudah rencana pembangunan dibuat untuk mencari jalan menuju perbaikan
masyarakat umum. Singkatnya, sosiologi ini adalah ilmu masyarakat atau ilmu
kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau
masyarakatnya (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau
masyarakatnya), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau
agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang
meliputi segala segi kehidupannya.
2.
Melihat Sejarah Sosiologi Bergerak Merdeka
Sosiologi tidak cukup ditangani oleh
seorang ahli hukum umpamanya atau seorang ahli ekonomi saja, tetapi memerlukan
pengetahuan yang khusus sosiologi, sama saja halnya dengan seorang dokter hewan
yang akan mengobati manusia atau dengan seorang ekonomi yang akan mengadili
dipengadilan karena disini yang diperlukan ialah seorang ahli hukum yang
berfungsi sebagai hakim. Apalagi dalam zaman modern ini, dimana juga sosiologi
telah bercabang-cabang dan tiap cabang memerlukan keahlian khusus seperti juga
terdapat dalam bidang kedokteran. Pada abad ke-17 ilmu alam menjadi ilmu yang
merdeka pada abad ke-18 ilmu ekonomi, sedangkan ilmu masyarakat atau sosiologi
baru dikenal sebagai ilmu sejak permulaan abad ke-19. Kebutuhan untuk
memisahkan sosiologi dari ilmu-ilmu lainnya ini lebih tampak dan terasa pada
masa revolusi abad ke-18 di Eropa yang mengganas dalam revolusi Prancis
(1789-1799).
3.
Sosiologi Berbeda Menurut Bangsa dan
Daerahnya
Sebagai juga sejarah berbeda dalam
perkembangannya bagi setiap bangsa maka juga corak kemasyarakatan yang tidak
lain dari pada buah sejarah bangsa itu, masing-masing berbeda satu sama lain.
4.
Sosiologi dan Pikiran Manusia
Dalam masyarakat yang tumbuh itu juga
fikiran manusia mendapat kemajuannya. Dimana ilmu alam asalnya menjadi dasar
segala ilmu, maka kemudian dengan perhatian kepada ilmu kebudayaan dan sejarah,
ilmu inilah juga yang member pandangan baru dalam sosiologi.
5.
Sosiologi dan Pertumbuhan Zaman
Tadi telah dikatakan bahwa terpencilnya
sosiologi sebagai ilmu dengan lapangan dan tujuannya sendiri terjadi sejak abad
ke-19 terutama sesudah Revolusi Prancis, sedangkan pikiran mengenai soal
kehidupan masyarakat sama usianya dengan pikiran manusia sendiri artinya :
sudah sejak manusia dilahirkan dan ditakdirkan untuk mencari hidup sendiri
dengan usahanya sendiri. Kalau kita menginjak abad pertengahan maka adalah
gereja, yang zaman itu meliputi seluruh masyarakat Kristen dalam ajaran Katolik
yang menjadi pelindung dan pengikat kekuasaan serta kebudayaan. Dalam ilmu filsafatnya
kita membagikan mistik dan skolastik.
Dalam aliran ini maka Thomas Aquino
(1225-1274), seorang pendeta dan para ahli pikir, adalah perintis jalan.
Pendapatnya ialah bahwa manusia dengan kehendak nalam dipastikan untuk hidup
dalam Negara agar dapat hidup dalam dunia ini. Italia kini adalah negeri dimana
pada zaman itu kebudayaan klasik yaitu kebudayaan Yunani dan Roma, dan
kebudayaan Kristen bertemu dan berkembang. Maka juga dalam perkembangan
Kerajaan Byzantin itu pula adalah italia yang menjadi pintu gerbang dan tempat
pertemuan untuk barat dan timur, segalanya itu dengan disongkong oleh
perusahaan bank yang maju dalam perdagangan. Rasa kemerdekaan ini tidak sedikit
mempertebal sifat perseorangan sehingga tidak mengherankan kalau persoalan
masyarakat kini sering kali diselesaikan dengan perkelahian yang hebat diantara
kota-kota dan diantara penduduk masing-masing kota itu sendiri. Pendapat-pendapat
baru dan pembukaan negeri-negeri baru bagi perhubungan dan perniagaan
internasional tak sedikit mempengaruhi kehidupan dalam masyarakat pada abad
pertengahan dan abad-abad berikutnya.
6.
Sejarah dan Sosiologi
Sosiologi adalah lain daripada sejarah
yang melihat kejadian bangsa dan dunia ini berturut-turut dalam gerakannya dan
mencari pertalian anatara kejadian yang penting dalam sejarah itu. Sosiologi
melihat kejadian-kejadian itu dalam waktu bersamaan. Untuk pelajaran sosiologi
pandangan dan pengetahuan sejarah memberi penerangan terhadap keadaan dan
tumbuhnya masyarakat sehingga sejarah merupakan bagian yang penting untuk
dipelajari.
7.
Timbulnya Sosiologi dan Asal Perkataanya
Empirisme, yaitu pelajaran yang menjadikan
penyelidikan dan pengalaman sebagai sumber pengetahuan dengan membuang takhyul
dan segala apa yang tak berdasarkan akal dan pengalaman yang nyata pada abad
pertengahan menjadi dasar pikiran di Inggris dan Eropa Barat lainnya. Bilamana
ia mulai memancarkan pengaruhnya di italia maka di inggris lah ia telah
mendapat lapangan untuk dapat tumbuh dan meluas dengan baik. Pada zaman itu
juga dunia pengetahuan mengenal Francis Bacon di Inggris pada tahun 1561-1628,
ahli politik dan filsafat. Ialah yang berpendapat untuk menguasai segala ilmu
agar dapat juga menguasai dunia. Untuk belajar ilmu haruslah lebih dahulu
terdapat suatu susunan fikiran dan pelajaran yang teratur, susunan secara
sistematis dalam ilmu alam, biologi, pisiologi, tata Negara dan sebagainya.
Suatu pendapat dan suatu pikiran dan rencana bekerja dalam dunia ilmu yang
menguasai dan memberi tuntunan selama 300 tahun berikutnya.
Deduksi timbul akibat sillogisme, suatu
unsure ilmu logika, dimana dicari dua kenyataan yang dapat dibuktikan
kebenarannya. Dari dua kenyataan ini maka kenyataan yang ketiga dapat
disimpulkan umpamanya ;
Hewan suka hidup bergerombolan
Manusia ini adalah hewan
Jadi : manusia suka hidup bergerombolan
8.
Perkembangan Pengalaman Manusia dan
Masyarakatnya di Indonesia
Di Indonesia dalam tahun 800-1000 M (Zaman
Sriwijaya abad ke-7 sampai ke-13 di Sumatera). Kita kenal zaman pembangunan
candi Borobudur, Prambanan, Mendut dan sebagainya, dan kegiatan yang dikerjakan
oleh penduduk sekitar candi itu dipimpin oleh seorang ahli dari jawa yang
belajar di india ataupun oleh seorang ahli yang datang dari india.
Tahun 1000-1500 mengenangkan kita kepada
zaman majapahit 1293 – 1400 dan datangnya agama islam. sisa agama hindu dan
budha menyingkir ke daerah pedalaman (tengger, bali) dan sekalipun orang di
jawa telah mulai memeluk agama islam khususnya dalam menjalankan ibadah
(sembahyang, berpuasa), alam fikiran mereka pada umumnya masih banyak
dipengaruhi kepercayaan Hindu, Budha dan animism, yakni yang percaya akan benda
yang berjiwa seperti gunung, pohon-pohon besar, goa yang seram, laut, sungai
dan sebagainya. Abad 1500-1900 di Indonesia dikenal sebagai akhir zaman
kerajaan bumiputera yang berkuasa, dan kulit putih mulai berdatangan. Hanya
pada awal abad ke-20 ini, dalam tahun-tahun 1900-an Belanda berpikir untuk
menyekolahkan anak-anak pribumi untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung.[3]
D. Sosiologi dan Perkembangannya
Sosiologi merupakan salah satu ilmu
termuda dari cabang ilmu sosial. Istilah sosiologi sendiri muncul pertama kali
dalam buku karangan Auguste Comte (1798-1857) yang berjudul ; Possitive
Philosophy, yang terbit pada tahun 1842.
Sosiologi katanya harus didasarkan pada
observasi ilmiah yang sistematis, bukan pada dogma/kitab-kitab suci dan
spekulasi. Gagasan Comte ini lebih lanjut dikembangkan oleh H. Spencer yang
menerbitkan bukunya yang berjudul Principles of Sosiology, pada tahun 1876, ia
menerapkan teori evolusi dalam menganalisa masyarakat manusia yang kemudian
menghasilkan suatu teori agung tentang evolusi sosial. Pada tahun 1883, seorang
Amerika bernama Rester F. Ward menerbitkan buku yang berjudul Dynamic
Sosiology. Ia mengisukan bahwa pembangunan sosial (social progress) terjadi
melalui tindakan sosial yang jitu dan untuk itu para sosiolog berperan sebagai
pembimbing.
Selanjutnya, sosiologi terus diusahakan
pengembangannya oleh kalangan tertentu, dengan caranya sendiri-sendiri. Jurnal
sosiologi mulai terbit di Amerika pada tahun 1895 yang sangat membantu usaha
memperkenalkan sosiologi dan pada tahun 1905 terbentuklah The American
Sosiological Society.
Secara singkat dapat dikatakan, bahwa pada
umumnya orang melihat sosiolog sebagai pembimbing dan pengarah dengan
dasar-dasar ilmiah bagi kemajuan dan pengembangan sosial. Oleh karena itu,
tidak mengherankan bila pada awal penerbitan jurnal sosiologi di Amerika itu,
banyak rekomendasi pemecahan masalah sosial yang dimuat atau diberitakan.
SIMPULAN :
Sosiologi adalah lain daripada sejarah
yang melihat kejadian bangsa dan dunia ini berturut-turut dalam gerakannya dan
mencari pertalian antara kejadian yang penting dalam sejarah itu. Untuk
pelajaran sosiologi pandangan dan pengetahuan sejarah memberi penerangan
terhadap keadaan dan tumbuhnya masyarakat sehingga sejarah merupakan bagian
yang penting untuk dipelajari
Sosiolog sebagai pembimbing dan pengarah
dengan dasar-dasar ilmiah bagi kemajuan dan pengembangan sosial. Menurut Comte ada tiga tahap perkembangan
entelektual,
· Petama
dinamakan tahap teologis yaitu suatu tahap dimana mana manusia menafsirkan
gejala-gejala di sekelilingnya secara teologis, yaitu dengan kekuatan-kekuatan
yang di kendalikan roh dewa-dewa atau tuhan yang maha kuasa.
· Tahap
kedua yang merupakan perkembangan dari perkembangan dari tahap pertama, adalah
tahap mrtafisik. Pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala
terdapat kekuatan-kekutan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat di
ungkapkan.
· Pada
tahap ketiga manusia masih terikat oleh cita-cita tanpa verifikasi, oleh karena
adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu
dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
Sosiologi juga mempergunakan metode functionalism bertujuan
untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial
dalam masyarakat.
Motode-metode sosiologi tersebut bersifat
saling melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali mempergunakan lebih dari
satu metode untuk menyelidiki objeknya. Pada dasarnya terdapat dua jenis cara
kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Unsur-unsur sosiologi sebagai landasan
untuk tujuan lain, yaitu ajaran tata hubungan antar manusia dan pendidikan.
Bahwa pengetahuan tentang bentuk dan susunan masyarakat beserta proses-proses
yang terjadi didalamnya tidak diperlukan dalam hubungan dengan pelajaran hukum.
Didalam pandangan mereka, yang perlu diketahui adalah hukum positif, yaitu
peraturan-peraturan yang berlaku dengan sah pada suatu waktu dan suatu tempat
tertentu.
Didalam tingkat perkembangan sosiologi
yang demikian itu, dimana teori yang diutamakan sedangkan ilmunya belum
dianggap penting untuk dipelajari tersendiri, maka tidak dapat diharapkan
berkembangnya penelitian sosiologi yang mencoba menemukan kenyataan-kenyataan
sosiologi dalam masyarakat Indonesia.
.
DAFTAR PUSTAKA
Wilo Huky, Pengantar Sosiologi, Surabaya,
PT. Usaha Nasional, 1986.
Soerjono Soekanto, Cet. 3, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta,
1987.
Hasan Shadily, Perkembangan Sosiologi, Jakarta:
PT. Rineka Karya, 1993.
[1] Huky
Wilo, Pengantar
Sosiologi, (Surabaya, PT. Usaha Nasional, 1986), h.
21-30.
[2] Ibid, h.
31-32.
[3] Soekanto
Soerjono, Cet. 3, Sosiologi
Suatu Pengantar, (Jakarta, 1987), h. 1-20.
[4] Shadily,
Hasan, Perkembangan
Sosiologi, (Jakarta: PT. Rineka Karya, 1993), h.
33-34.
Bagi Kalangan Pelajar / Setara yg membutuhkan Tugas - tugas sekolah silahkan mampir ke Blog https://ketemulagi99.blogspot.com, mudah mudahan apa yang disajikan bisa membantu kalian dalam mengerjakan tugas sekolah. amiiiinn
jangan lupa bagikan link ke teman - teman kalin Yaaaa. TqTerima kasih sudah berkenan membaca artikel tersebut di atas tentang MAKALAH PENYAKIT ANEMIA. Penulis mohon teman-teman kiranya berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun karena penulis rasa artikel tersebut di atas jauh dari kata sempurna. Penulis juga mohon maaf jika terdapat kesalahan baik dari segi tulisan maupun bahasa. Thank you.
ConversionConversion EmoticonEmoticon