ILMU
PENGETAHUAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN
Setelah
Rasulullah wafat, kepemimpinan Islam dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin.
Khulafaur Rasyidin berasal dari bahasa Arab, terdiri atas 2 kata
yaitukhulafadanarrasyidin. Khulafa atau khalifah artinya pengganti yaitu orang
orang yang berada di belakang seseorang, sedangkan Arrasyidin artinya yang
diberi hidayah, benar, pandai, dan bijaksana. Jadi pengertian khulafaur
rasyidin secara istilah adalah pemimpin yang benar, bijaksana, dan mendapat
petunjuk.
Khulafaur
Rasyidin jumlahnya ada empat yaitu:
1). Abu Bakar
As Sidiq
Sebagai
pemimpin umat Islam setelah Rasul, Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah
(Pengganti Rasul) yang dalam perkembangan selanjutnya disebut khalifah saja.
Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah Nabi wafat untuk menggantikan
beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal
dunia.
2). Umar bin
Khatab
Abu Bakar
meninggal dunia, sementara barisan depan pasukan Islam sedang mengancam
Palestina, Irak, dan kerajaan Hirah. Ia diganti oleh “tangan kanan”nya, Umar
ibn Khattab. Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia
bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai
penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan
dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut
ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar.
Umar menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti dari Rasulullah). Ia juga
memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin (Komandan orang-orang yang beriman).
3). Utsman bin
Affan
Di masa
pemerintahan Utsman (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian
yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristall berhasil direbut.
Ekspansi Islam pertama berhenti sampai di sini. Pemerintahan Usman berlangsung
selama 12 tahun, pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak
puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang
sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini mungkin karena umumnya yang lanjut
(diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut. Akhirnya pada
tahun 35 H 1655 M, Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari
orang-orang yang kecewa itu.
4). Ali bin Abi
Thalib
Setelah Utsman
wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah.
Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi
berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang
dapat dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para
gubernur yang diangkat oleh Utsman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan
terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan
Utsman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara,
dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan diantara orang-orang Islam
sebagaimana pernah diterapkan Umar.
Pertumbuhan
Ilmu Pengetahuan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Pertumbuhan
ilmu pengetahuan masa Khulafaur Rasyidin masih berkisar pada ilmu yang
bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadist, hal ini karena pertumbuhan ilmu
pengetahuan masih dekat dengan sumbernya, yaitu para sahabat Nabi yang sanadnya
langsung pada Rasulullah SAW dan berkembangnya ilmu-ilmu tersebut seiring
dengan penyebaran Islam ke berbagai daerah pada masa itu. Adapun ilmu-ilmu yang
lahir pada periode Khulafaur Rasyidin sebagai berikut :
1.Ilmu qiraat,
yaitu ilmu yang erat kaitannya dengan membaca dan memahami Al-Quran, ilmu ini
muncul pada masa Khalifah Utsman bin Affan, sebab munculnya adalah karena
adanya beberapa dialek bahasa dalam membaca dan memahaminya dan dikhawatirkan
terjadi kesalahan dalam membaca dan memahaminya, oleh karena itu diperlukan standarisasi
bacaan dengan kaidah-kaidah tersendiri.
2.Tafsir
Al-Quran, yaitu ilmu untuk memahami ayat-ayat Al-Quran sebagaimana telah
diterangkan oleh Rasulullah SAW, baik dengan ayat-ayat Al-Quran atau dengan
Sunnahnya. Tokohnya yaitu Ali bin Abi Thalib, Abdullah ibnu Abbas, Abdullah
ibnu Mas’ud, dan Abdullah ibnu Ka’ab.
3.Ilmu Hadist,
dalam memutuskan masalah tidak bisa dilepaskan dari Al-Quran dan Al-Hadist
sebagai sumber utama. Tokohnya antara lain, Abdullah ibnu Mas’ud, Ma’gal ibnu
Yasar, Ibadah ibnu as-Samit dan Abu Darda.
4.Khat
Al-Quran, yaitu ilmu yang berkaitan dengan penulisan Al-Quran. Pada masa
Rasulullah SAW telah dikenal ilmu Khat Al-Quran, yaitu dilakukan setelah
Rasulullah mendapatkan wahyu. Kemudian pada masa Abu Bakar diadakan pembukuan
Al-Quran dan ditulis dengan menggunakan khat Kufi dari Irak, dan untuk surat
menyurat serta semacamnya menggunakan khat Naskhi dari Syam dan sekitarnya.
5.Ilmu fikih,
tokohnya : Umar bin Khattab, Zaid bin Sabit (Madinah), Abdullah bin Abbas
(Mekkah), Abdullah bin Mas’ud (Kufah), Anas bin Malik (Basrah), Muaz bin Jabal
(Syiria), dan Abdullah bin Amr bin Ash (Mesir).
6.Ilmu Nahwu,
ilmu ini berkembang di Basrah dan di Kufah. Tokoh pelopor pertama dalam bidang
ini adalah Ali bin Abi Thalib.
7.Ilmu Sastra,
pertumbuhan sastra pada masa Khulafaur Rasyidin sangat dipengaruhi dengan
Al-Quran sebagai sumber inspirasi untuk kegiatan sastra, karena dalam berdakwah
diperlukan bahasa yang indah.
8.Ilmu
Arsitektur, dimulai dari Masjid Quba oleh Rasulullah. Beberapa bangunan kota
yang didirikan pada masa Khulafaur Rasyidin adalah kota Basrah tahun 14 -15 H
dengan arsitek Utbah Ibnu Gazwah, kota Kufah dibangun pada tahun 17 H dengan
arsitek Salman al-Farisi, serta kota Fustat yang dibangun pada tahun 21 H atas
usulan Khalifah Umar bin Khattab.
Terima kasih sudah berkenan membaca artikel tersebut di atas
tentang ILMU PENGETAHUAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN. Penulis mohon teman-teman kiranya berkenan
memberikan kritik dan saran yang membangun karena penulis rasa artikel tersebut
di atas jauh dari kata sempurna. Penulis juga mohon maaf jika terdapat
kesalahan baik dari segi tulisan maupun bahasa. Thank you.
ConversionConversion EmoticonEmoticon