MAKALAH
PENYAKIT ANEMIA

DISUSUN OLEH :
MELZA AYU APRILIA
KELAS : VIII D
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 01
KEPAHIANG
TAHUN AJARAN
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Anemia adalah salah satu
penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak-anak, remaja usia subur,
ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang karena
perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik.
Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan
pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan
secara laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari
harga normal.
Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan
patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama,
pemeriksaan fisik, dan konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
2.
Rumusan masalah
a.
Apa itu anemia?
b.
Apa saja kah penyebab dari
anemia?
3.
Tujuan
- mampu mengetahui pengertian anemia.
- mampu menyebutkan penyebab anemia.
- mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang
mungkin muncul pada pasien anemia.
- mampu memahami penatalaksanaan pada pasien
dengan anemia.
- menambah wawasan mengenai anemia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Anemia
Anemia (dalam
bahasa Yunani: Tanpa darah)
adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Anemia adalah
berkurangnya hingga dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan
volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah.
B.
Penyabab Atau Etiologi Anemia
1.
Perdarahan
2.
Kekurangan gizi seperti : zat
besi, vitamin B12, dan asam folat. (Barbara C. Long, 1996 )
3.
Penyakit kronik, seperti
gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
4.
Kelainan darah
5.
Ketidaksanggupan sum-sum
tulang membentuk sel-sel darah. (Arif Mansjoer, 2001)
C.
Klasifikasi
Secara patofisiologi anemia
terdiri dari :
1.
Penurunan produksi : anemia
defisiensi, anemia aplastik.
2.
Peningkatan penghancuran :
anemia karena perdarahan, anemia hemolitik.
Secara umum anemia dikelompokan menjadi :
1.
Anemia mikrositik hipokrom
a.
Anemia defisiensi besi
Untuk membuat sel darah merah
diperlukan zat besi (Fe). Kebutuhan Fe sekitar 20 mg/hari, dan hanya kira-kira
2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4 mg, kira-kira 50
mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. Anemia ini umumnya disebabkan
oleh perdarahan kronik. Di Indonesia banyak disebabkan oleh infestasi cacing
tambang (ankilostomiasis), inipun tidak akan menyebabkan anemia bila tidak
disertai malnutrisi. Anemia jenis ini dapat pula disebabkan karena :
-
Diet yang tidak mencukupi
-
Absorpsi yang menurun
-
Kebutuhan yang meningkat pada
wanita hamil dan menyusui
-
Perdarahan pada saluran
cerna, menstruasi, donor darah
-
Hemoglobinuria
-
Penyimpanan besi yang
berkurang, seperti pada hemosiderosis paru.
b.
Anemia penyakit kronik
Anemia ini dikenal pula dengan
nama sideropenic anemia with reticuloendothelial siderosis. Penyakit ini banyak
dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru (
abses, empiema, dll ).
2.
Anemia makrositik
a.
Anemia Pernisiosa
Anemia yang terjadi karena
kekurangan vitamin B12 akibat faktor intrinsik karena gangguan absorsi yang
merupakan penyakit herediter autoimun maupun faktor ekstrinsik karena
kekurangan asupan vitamin B12.
b.
Anemia defisiensi asam folat
Anemia ini umumnya berhubungan
dengan malnutrisi, namun penurunan absorpsi asam folat jarang ditemukan karena
absorpsi terjadi di seluruh saluran cerna. Asam folat terdapat dalam daging,
susu, dan daun – daun yang hijau.
3.
Anemia karena perdarahan
a.
Perdarahan akut
Mungkin timbul renjatan bila
pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi
beberapa hari kemudian.
b.
Perdarahan kronik
Pengeluaran darah biasanya
sedikit – sedikit sehingga tidak diketahui pasien. Penyebab yang sering antara
lain ulkus peptikum, menometroragi, perdarahan saluran cerna, dan epistaksis.
c.
Anemia hemolitik
Pada anemia hemolitik terjadi
penurunan usia sel darah merah ( normal 120 hari ), baik sementara atau terus
menerus. Anemia ini disebabkan karena kelainan membran, kelainan glikolisis,
kelainan enzim, ganguan sistem imun, infeksi, hipersplenisme, dan luka bakar.
Biasanya pasien ikterus dan splenomegali.
d.
Anemia aplastik
Terjadi karena
ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah. Penyebabnya bisa
kongenital, idiopatik, kemoterapi, radioterapi, toksin, dll.
e.
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala umum yang sering
dijumpai pada pasien anemia antara lain : pucat, lemah, cepat lelah, keringat
dingin, takikardi, hypotensi, palpitasi. (Barbara C. Long, 1996). Takipnea
(saat latihan fisik), perubahan kulit dan mukosa (pada anemia defisiensi Fe).
Anorexia, diare, ikterik sering dijumpai pada pasien anemia pernisiosa (Arif
Mansjoer, 2001)
f.
Pemeriksaan Penunjang
1.
Jumlah Hb lebih rendah dari
normal ( 12 – 14 g/dl )
2.
Kadar Ht menurun ( normal 37%
– 41% )
3.
Peningkatan bilirubin total (
pada anemia hemolitik )
4.
Terlihat retikulositosis dan
sferositosis pada apusan darah tepi
5.
Terdapat pansitopenia, sumsum
tulang kosong diganti lemak ( pada anemia aplastik )
D.
Pencegahan Anemia
Banyak jenis anemia tidak
dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu menghindari anemia kekurangan zat
besi dan anemia kekurangan vitamin dengan makan yang sehat, variasi makanan,
termasuk:
Besi. Sumber terbaik zat besi
adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan lain yang kaya zat besi,
termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal kaya zat besi, sayuran berdaun hijau
tua, buah kering, selai kacang dan kacang-kacangan.
Folat. Gizi ini, dan
bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus jeruk dan buah-buahan,
pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong dan dibentengi roti, sereal
dan pasta.
Vitamin B-12. Vitamin ini
banyak dalam daging dan produk susu.
Vitamin C. Makanan yang
mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon dan beri, membantu meningkatkan
penyerapan zat besi.
Makan banyak makanan yang
mengandung zat besi sangat penting bagi orang-orang yang memiliki kebutuhan
besi yang tinggi, seperti anak-anak - besi yang diperlukan selama ledakan
pertumbuhan - dan perempuan hamil dan menstruasi.
E.
Penanggulangan Anemia
Tindakan penting yang
dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :
1.
Konseling untuk membantu
memilih bahan makanan dengan kadar besi yang cukup secara rutin pada usia
remaja.
2.
Meningkatkan konsumsi besi
dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas, makanan laut disertai minum
sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat) untuk meningkatkan absorbsi
besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman ringan
yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat makan.
3.
Suplementasi besi. Merupakan
cara untuk menanggulangi ADB di daerah dengan prevalensi tinggi. Pemberian
suplementasi besi pada remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.
4.
Untuk meningkatkan absorbsi
besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi bersama susu, kopi, teh, minuman
ringan yang mengandung karbonat, multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.
5.
Skrining anemia. Pemeriksaan
hemoglobin dan hematokrit masih merupakan pilihan untuk skrining anemia
defisiensi besi .
F.
Pengobatan Anemia
Pengobatan anemia tergantung
pada penyebabnya:
Anemia kekurangan zat besi.
Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat besi, yang mungkin Anda harus
minum selama beberapa bulan atau lebih. Jika penyebab kekurangan zat besi
kehilangan darah - selain dari haid - sumber perdarahan harus diketahui dan
dihentikan. Hal ini mungkin melibatkan operasi.
Anemia kekurangan vitamin.
Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan - yang seringkali suntikan seumur
hidup - vitamin B-12. Anemia karena kekurangan asam folat diobati dengan
suplemen asam folat.
Anemia penyakit kronis. Tidak
ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini. Suplemen zat besi dan vitamin
umumnya tidak membantu jenis anemia ini . Namun, jika gejala menjadi parah,
transfusi darah atau suntikan eritropoietin sintetis, hormon yang biasanya
dihasilkan oleh ginjal, dapat membantu merangsang produksi sel darah merah dan
mengurangi kelelahan.
Aplastic anemia. Pengobatan
untuk anemia ini dapat mencakup transfusi darah untuk meningkatkan kadar sel
darah merah. Anda mungkin memerlukan transplantasi sumsum tulang jika sumsum
tulang Anda berpenyakit dan tidak dapat membuat sel-sel darah sehat. Anda
mungkin perlu obat penekan kekebalan tubuh untuk mengurangi sistem kekebalan
tubuh Anda dan memberikan kesempatan sumsum tulang ditransplantasikan berespon
untuk mulai berfungsi lagi.
Anemia terkait dengan penyakit
sumsum tulang. Pengobatan berbagai penyakit dapat berkisar dari obat yang
sederhana hingga kemoterapi untuk transplantasi sumsum tulang.
Anemias hemolitik. Mengelola
anemia hemolitik termasuk menghindari obat-obatan tertentu, mengobati infeksi
terkait dan menggunakan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan Anda, yang
dapat menyerang sel-sel darah merah. Pengobatan singkat dengan steroid, obat
penekan kekebalan atau gamma globulin dapat membantu menekan sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel darah merah.
Sickle cell anemia. Pengobatan
untuk anemia ini dapat mencakup pemberian oksigen, obat menghilangkan rasa
sakit, baik oral dan cairan infus untuk mengurangi rasa sakit dan
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
http://mediskus.com/penyakit/anemia-pengertian-penyebab-dan-gejala-anemia
https://hellosehat.com/penyakit/anemia/
http://rezkyeamalia28.blogspot.co.id/2015/09/makalah-anemia.html
https://ekaputrimaharani.wordpress.com/2014/08/27/makalah-anemia/
http://www.alodokter.com/anemia-defisiensi-besi
http://penyakitanemia.com/
Terima kasih sudah berkenan membaca artikel tersebut di atas tentang MAKALAH PENYAKIT ANEMIA. Penulis mohon teman-teman kiranya berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun karena penulis rasa artikel tersebut di atas jauh dari kata sempurna. Penulis juga mohon maaf jika terdapat kesalahan baik dari segi tulisan maupun bahasa. Thank you.
ConversionConversion EmoticonEmoticon