MAKALAH
PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN
PADA MASA BANI UMAYYAH
DISUSUN OLEH :
MIPTAHUL JANNAH
KURNIA
REZIK
GILANG
ANDRE
RINDI
YOLA
DINAS
PENDIDIKAN PEMUDA DAN KEBUDAYAAN
SMP
NEGERI 04 KEPAHIANG
TAHUN
AJARAN
2018/2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala, yang telah
mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama
yang haq sebagai rahmat bagi seluruh alam Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehinga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul “ PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PADA MASA BANI
UMAYYAH” dengan sebaik-baiknya dan Shalawat dan salam atas
Rasulullah yang telah menuntun umat manusia ke jalan yang lurus yang berilmu pengetahuan
seperti yang kita rasakan saat ini , Nabi terakhir dan tak ada lagi setelah
dia.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan
dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pembaca.
Dalam kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada guru agama yang mengajar dikelas
saya dan kawan-kawan yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata penulis
mengharapkan supaya makalah ini bermanfaat baik bagi pembaca maupun bagi
penulis sendiri. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan sejarah pendidikan dari masa kemasa selalu
mengalami progres yang berdampak baik bagi perkembangan intelektual masyarakat
Islam pada saat itu sampai sekarang. Pendidikan terus mengalami perkembangan
dari masa Rasulullah, masa Khulafa Ar-Rasyidin, Dinasti Umayyah, Dinasti
Abasiyyah, bahkan dinasti-dinasti kecil yang muncul diantara dinasti keduanya
dan semakin berkembang pula setelah masa pembaharuan pendidikan Islam.
Seiring dengan itu pendidikan pada periode Dinasti Umayyah
telah ada beberapa lembaga seperti, Kuttab, Masjid dan Majelis Sastra.
Materi yang diajarkan bertingkat-tingkat dan bermacam-macam. Metode
pengajarannya pun tidak sama. Sehingga melahirkan beberapa pakar ilmuan
dalam berbagai bidang tertentu, selain itu pada masa ini juga terjadi
pergolakan politik untuk memperluas wilayah kekuasaan. Semua itu berdampak
kepada pola pendidikan Islam pada masa itu, mulai dari adanya perbedaan
kurikulum antara murid yang sekolah di Khuttab dengan murid yang sekolah di
sekolah Istana dan lain sebagainya.
Pada masa Dinasti Umayyah pola pendidikan Islam senantiasa
berusaha untuk bisa lebih maju dari pendidikan Barat. Salah satu upaya
yang dilakukan adalah kegiatan penerjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa
Arab, berkembangnya lembaga pendidikan serta kurikulum dan metodenya,
berkembangnya ilmu pengetahuan, serta berkembang pula gerakan-gerakan ilmiah
yang belum digalakkan pada masa-masa sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan
ilmu pengetahuan pada zaman Khulafaur Rasyidin ?
2. Bagaimanakah perkembangan
ilmu pengetahuan pada zaman Dinasti Umayyah.
3. Apa saja ilmu pengetahuan
yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah?
4. ilmu apa saja dan siapa
tokohnya yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah?
5. Tokoh/Ilmuwan Muslim
Pada Masa Bani Umayyah
6. Pemikiran Tokoh
Pendidikan Pada Masa Daulah Bani Umayyah
1.3 Tujuan
1. Mengetahui perkembangan
ilmu pengetahuan pada zaman Khulafaur Rasyidin
2. Mengetahui perkembangan
ilmu pengetahuan pada Dinasti Umayyah
3. Mengetahui ilmu pengetahuan
yang muncul pada Dinasti Umayyah
4. Mengetahui ilmu dan
tokohnya yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah
5. Mengetahui
Tokoh/Ilmuwan Pada Masa Bani Umayyah
6. Mengetahui Pemikiran
tokoh Pendidikan pada Masa Daulah Bani Umayyah
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
a. Dapat mengetahui bagaimana perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa itu
b. Dapat mengetahui ilmu dan tokoh ilmu pengetahuan
yang muncul pada masa itu
c. Dapat mengetahui karakteristik pendidikan pada masa
itu
d. Dapat mengetahui tempat-tempat pendidikan pada masa
itu
2. Bagi Pembaca
a. Menambah luas wawasan sejarah islam pada zaman
dahulu.
b. Menumbuhkan semangat tinggi dalam belajar.
c. Memotifasi buat siswa untuk berkarya tulis.
3. Bagi Guru
a. Mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan siswa
dalam membuat makalah.
b. Menyukseskan kegiatan belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada
Masa Khulafaur Rasyidin
Pada
masa ini sering disebut dengan masa klasik awal (650 M – 690 M).Pada masa
klasik awal ini, merupakan peletakan dasar-dasar peradaban Islam yang berjalan
selama 40 tahun. Seperti halnya perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman
Rasulullah, bahwa diantara kemajuan yang dicapai dibidang ilmu pengetahuan dan
sains pada masa ini adalah terpusat pada usaha untuk memahami Al-Qur’an dan
Hadits Nabi, untuk memperdalam pengajaran akidah, akhlak, ibadah, mu’amalah dan
kisah-kisah dalam Al-Qur’an.
Akan tetapi yang perlu dicatat bahwa, pada masa ini telah
ditanamkan budaya tulis dan baca. Dengan budaya baca tulis maka lahirlah orang
pandai dari para sahabat rasul, diantaranya Umar bin Khatab yang mempunyai
keahlian dibidang hukum dan jenius pada ilmu pemerintahan, Ali bin Abi Thalib
yang mempunyai keahlian dibidang hukum dan tafsir. Diantara ahli tafsir dimasa
itu adalah khalifah yang empat (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali), Ibnu Mas’ud,
Ibnu Abbas, Ubay Ibnu Ka’ab, Zaid Ibnu Tsabit, Abu Musa Al-’Asy’ari dan
Abdullah bin Zubair.Dan dari kalangan khalifah empat yang paling banyak dikenal
riwayatnya tentang tafsir adalah Ali bin Abi Thalib r.a.Ibnu Abbas adalah anak
paman Rasulullah SAW, sekaligus murid dari Rasulullah. Ia dikenal sebagai ahli
bahasa atau penterjemah Al-Qur’an. Dia adalah sahabat yang paling pandai atau
tahu tentang tafsir Al-Qur’an.Dia mempunyai biografi yang menunjukkan kebolehan
ilmunya dan kedudukannya yang tinggi dalam hal penggalian secara mendalam
tentang rahasia-rahasia Al-Qur’an.
2.2 Perkembangan ilmu pengetahuan
pada Dinasti Umayyah
Bani
Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah
masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 M sampai 750 M di Jazirah Arab
dan sekitarnya, serta dari 756 M sampai 1031 M di Kordoba, Spanyol. Nama
dinasti ini diambil dari nama tokoh Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut
dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah I. Masa ini sebagai masa
perkembangan peradaban Islam, yang meliputi tiga benua yaitu, Asia, Afrika, dan
Eropa. Masa ini berlangsung selama 90 tahun (661 M – 750 M) dan berpusat di
Damaskus.
Pada masa ini perhatian pemerintah terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan sangat besar. Penyusunan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan
dilakukan pembidangan ilmu pengetahuan sebagai berikut;
1. Ilmu pengetahuan bidang
agama yaitu, segala ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
2. Ilmu pengetahuan bidang
sejarah yaitu, segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah dan
riwayat.
3. Ilmu pengetahuan bidang
bahasa yaitu, segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, sharaf dan lain-lain.
4. Ilmu pengetahuan bidang
filsafat yaitu, segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing,
seperti ilmu mantiq, kedokteran, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu lain
yang berhubungan dengan ilmu itu.
Penggolongan ilmu tersebut dimaksudkan untuk
mengklasifikasikan ilmu sesuai dengan karakteristiknya, semuanya saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, karena satu ilmu tidak bisa berdiri
sendiri.Sehingga ilmu pengetahuan sudah menjadi satu keahlian, masuk kedalam
bidang pemahaman dan pemikiran yang memerlukan sitematika dan penyusunan.
2.3 Ilmu pengetahuan yang muncul
pada zaman Dinasti Umayyah
Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi pada masa Bani Umayyah pada umumnya berjalan seperti di zaman
permulaan Islam, hanya pada perintisan dalam ilmu logika, yaitu filsafat dan
ilmu eksak. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini masih berada
pada tahap awal. Para pembesar Bani Umayyah kurang tertarik pada ilmu
pengetahuan kecuali Yazid bin Mua’wiyah dan Umar bin Abdul
Aziz. Ilmu yang berkembang di zaman Bani Umayyah adalah ilmu syari’ah,
ilmu lisaniyah, dan ilmu tarikh. Selain itu berkembang pula ilmu qiraat, ilmu
tafsir, ilmu hadis, ilmu nahwu, ilmu bumi, dan ilmu-ilmu yang disalin dari
bahasa asing. Kota yang menjadi pusat kajian ilmu pengetahuan ini
antara lain Damaskus, Kuffah, Makkah, Madinah, Mesir, Cordova, Granada, dan
lain-lain, dengan masjid sebagai pusat pengajarannya.
Ilmu pengetahuan yang berkembang di zaman Dinasti Umayyah
dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Al Ulumus Syari’ah, yaitu ilmu-ilmu Agama Islam,
seperti Fiqih, tafsir Al-Qur’an dan sebagainya.
b.
Al Ulumul Lisaniyah, yaitu ilmu-ilmu yang perlu
untuk memastikan bacaan Al Qur’an, menafsirkan dan memahaminya.
c.
Tarikh, yang meliputi tarikh kaum muslimin dan
segala perjuangannya, riwayat hidup pemimpin-pemimpin mereka, serta tarikh umum,
yaitu tarikh bangsa-bangsa lain.
d.
Ilmu Qiraat, yaitu ilmu yang membahas tentang
membaca Al Qur’an. Pada masa ini termasyhurlah tujuh macam bacaan Al
Qur’an yang terkenal dengan Qiraat Sab’ah yang kemudian ditetapkan menjadi
dasar bacaan, yaitu cara bacaan yang dinisbahkan kepada cara membaca yang
dikemukakan oleh tujuh orang ahli qiraat, yaitu Abdullah bin Katsir (w. 120 H),
Ashim bin Abi Nujud (w. 127 H), Abdullah bin Amir Al Jashsahash (w. 118 H), Ali
bin Hamzah Abu Hasan al Kisai (w. 189 H), Hamzah bin Habib Az-Zaiyat (w. 156
H), Abu Amr bin Al Ala (w. 155 H), dan Nafi bin Na’im (169 H).
e.
Ilmu Tafsir, yaitu ilmu yang membahas tentang
undang-undang dalam menafsirkan Al Qur’an. Pada masa ini muncul ahli
Tafsir yang terkenal seperti Ibnu Abbas dari kalangan sahabat (w. 68 H),
Mujahid (w. 104 H), dan Muhammad Al-Baqir bin Ali bin Ali bin Husain dari
kalangan syi’ah.
f.
Ilmu Hadis, yaitu ilmu yang ditujukan untuk
menjelaskan riwayat dan sanad al-Hadis, karena banyak Hadis yang bukan berasal
dari Rasulullah. Diantara Muhaddis yang terkenal pada masa ini ialah
Az Zuhry (w. 123 H), Ibnu Abi Malikah (w. 123 H), Al Auza’i Abdur Rahman bin
Amr (w. 159 H), Hasan Basri (w. 110 H), dan As Sya’by (w. 104 H).
g.
Ilmu Nahwu, yaitu ilmu yang menjelaskan cara
membaca suatu kalimat didalam berbagai posisinya. Ilmu ini muncul
setelah banyak bangsa-bangsa yang bukan Arab masuk Islam dan negeri-negeri
mereka menjadi wilayah negara Islam. Adapun penyusun ilmu Nahwu yang
pertama dan membukukannya seperti halnya sekarang adalah Abu Aswad Ad Dualy (w.
69 H). Beliau belajar dari Ali bin Abi Thalib, sehingga ada ahli
sejarah yang mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib sebagai Bapaknya ilmu Nahwu.
h.
Ilmu Bumi (al- Jughrafia). Ilmu ini
muncul oleh karena adanya kebutuhan kaum muslimin pada saat itu, yaitu untuk
keperluan menunaikan ibadah Haji, menuntut ilmu dan dakwah, seseorang agar
tidak tersesat di perjalanan, perlu kepada ilmu yang membahas tentang keadaan
letak wilayah. Ilmu ini pada zaman Bani Umayyah baru dalam
tahap merintis.
i.
Al-Ulumud Dakhilah, yaitu ilmu-ilmu yang disalin
dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab dan disempurnakannya untuk kepentingan
kebudayaan Islam. Diantara ilmu asing yang diterjemahkan itu adalah
ilmu-ilmu pengobatan dan kimia. Diantara tokoh yang terlibat dalam kegiatan
ini adalah Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah (w. 86 H).
2.4. Tokoh/Ilmuwan Muslim Pada Masa Bani
Umayyah
Dalam sepak terjang yang dilakukan Bani Umayyah di bidang
pendidikan Islam, banyak melahirkan para ulama yang ahli di bidangnya, mereka
bertanggung jawab terhadap kelancaran jalannya pendidikan, Dalam hal ini, Ulama
memikul tugas mengajar dan memberikan bimbingan serta pimpinan kepada
masyarakat. Ulama bekerja atas dasar kesadaran dan tanggung jawab agama,
bukan atas dasar pengangkatan dan penunjukkan pemerintah
Diantara ulama yang menjadi pendidik sekaigus sebagai ilmuan
pada waktu itu adalah:
a) Seni Bahasa dan Sastra
Pada masa pemerintahan Abd. Malik bin Marwan, bahasa arab
digunakan sebagai administrasi negara. Dengan penggunaan bahasa Arab yang
semakin luas dibutuhkan suatu panduan bahasa yang dapat digunakan semua orang.
Hal itu mendorong lahirnya seorang ahli bahasa terkemuka yang bernama Imam
Syibawaihi, yang mengarang sebuah buku yang berisi pokok-pokok kaidah bahasa
Arab yang berjudul al-Kitab. Disamping itu, pada pemerintahan Dinasti Umayyah
di Andalusia terdapat juga ahli bahasa yang terkenal, antara lain: Ibnu Malik
pengarang kitab Alfiah, Ibn Sayyidih, Ibn Khuruf, Ibn Al-Haj, Abu Ali
Al-Isybili, Abu Al-hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan Al-Garnathi, al-Farisi,
al-Zujaj. Di bidang sastra juga mengalami kemajuan. Hal itu ditandai dengan
munculnya sastrawan-sastrawan yang terkemuka, seperti:
a.
Qays Bin Mullawah menyusun buku yang berjudul
Laila Majnun, wafat pada tahun 699 M.
b.
Jamil Al-Uzri (701 M)
c.
Al-Akhtal (701 M)
d.
Umar Ibn Abi Rubi’ah (719 M)
e.
Al-Farazdaq (732 M)
f.
Ibnu Al-Muqoffa (756 M)
g.
Ibnu Al-Jarir (792 M)
h.
Ilmu Tafsir
Ilmu tafsir memliki makna yang strategis, disamping karena
luasnya faktor kawasan Islam ke beberapa daerah luar Arab yang membawa
konsekuensi lemahnya seni sastra Arab. Hal ini menyebabkan pencemaran bahasa
Al-Qur'an dan makna Al-Qur'an yang digunakan untuk kepentingan golongan
tertentu. Diantara tokoh-tokohnya adalah Mujahid, Athak bin Abu Rabah, Ikrimah,
Qatadah, Said bin Jubair, Masruq bin al-Ajda', Wahab bin Munabbih, Abdullah bin
Salam, Abd Malik Ibnu Juraid al-Maliki. Ilmu tafsir pada masa itu belum
mengalami perkembangan pesat sebagaimana terjadi pada masa pemerintahan Bani
Abbasiyyah. Tafsir berkembang dari lisan ke lisan, sampai akhirnya tertulis.
Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah Ibnu Abbas, salah seorang sahabat
nabi sekaligus paman nabi yang terkenal.
c. Ilmu Hadits
Perkembangan ilmu Hadits sendiri terjadi setelah diketahui
banyaknya hadits palsu yang dibuat oleh kelompok tertentu untuk kepentingan
politik. Sebelumnya hadits hanya diriwayatkan dari mulut ke mulut. Setengah
sahabat dan para pelajar ada yang mencatat hadits-hadits itu dalam buku
catatannya. Atas dasar itulah dirasa penting untuk menyusun atau mengumpulkan
dan membukukan Hadits-hadits tertentu saja, yang dikira kuat dalam sanad dan
matannya. Diantara para ahli hadits yang terkenal pada masa itu ialah Muhammad
bin Syihab al-Zuhri, Hadits ada al-Zuhry, Abu Zubair Muhammad bin Muslim
bin Idris.
d. Fiqih
Pada periode Umayyah, telah melahirkan sejumlah
mujtahid fiqih, terbukti ketika akhir masa Umayyah telah akhir tokoh madzhab
seperti Imam Abu Hanifah di Irak dan Imam Malik Ibu Anas di Madinaah. Sedangkan
Imam Syafi'i dan Imam Ahmad Ibnu Hambal lahir pada masa Dinasti Abbasiyyah.Dan di bidang fiqih, Umayyah di Spanyol Islam menganut
mazhab Maliki, maka para ulama memperkenalkan materi-materi fiqih dari mazhab
Imam Maliki. Para Ulama yang memperkenalkan mazhab ini adalah Ziyad ibn
Abd Al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan ibn Yahya yang menjadi qadhi
pada masa Hisyam ibn Abd Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya adalah Abu bakar ibn
Al-Quthiyah, Munzir ibn Said Al-Baluthi dan Ibn Hazm, kemudian abu bakar al
quthiyah, munzir bin sa,if al-baluthi dan ibnu hazim.
e. ilmu kimia
Khalifah Yazid bin Muawiyyah seorang khalifah yang pertama
kali meyuruh untuk menerjemahkan buku-buku berbahasa Yunani ke dalam bahasa
Arab. Beliau mendatangkan beberapa orang Romawi yang bermukim di mesir.
Diantaranya Maryanis seorang pendeta yang mengajarkan ilmu kimia.
f. Ilmu Kedokteran
Peduduk Syam di Zaman ini telah banyak menyalin bermacam
ilmu ke dalam bahasa Arab, seperti: ilmu-ilmu kedokteran misalnya karangan Qais
Ahrun dalam bahasa Suryani yang disalin ke dalam bahasa Arab Masajuwaihi.
g. Ilmu Filsafat
Islam di Andalusia telah mencatat satu lembaran budaya yang
sangat brilian dalam bentangan sejarah islam. Ia berperan sebagai jembatan
penyeberangan yang di lalui ilmu pengetahuan Yunani Arab ke Eropa abad ke 12 minat
terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 selama
pemerintahan bani umayyah. Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Andalusia dalah
Abu Bakr Muhammad bin al-Syaigh yang terkenal dengan nama Ibnu Bajjah. Karyanya
adalah Tadbir al-muwahhid, tokoh kedua adalah Abu Bakr bin Thufail yang banyak
menulis masalh kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang
terkenal adalah Hay bin Yaqzhan. Tokoh terbesar dalam bidang filsafat di
Andalusia adalah Ibnu Rusyd dari cordova. Ia menafsirkan maskah – naskah
aristoteles dan menggeltuti masalah – masalah menahun tentang keserasian
filsafat agama.
h. Musik dan Kesenian
Dibidang ini dikenal seorang tokoh bernama Hasan bin Nafi
yang berjuluk Zaryah. Dia juga terkenal sebagai penggubah lagu dan sering
mengajarkan ilmunya kepada siapa saja sehingga kemasyhurannya makin meluas
2.5. Pemikiran Tokoh
Pendidikan Pada Masa Daulah Bani Umayyah
Berikut ini nama-nama ilmuwan beserta bidang keahlian yang
berkembang di Andalusia masa dinasti Bani Umayyah :
No
|
Nama
|
Bidang Keahlian
|
Keterangan
|
1
|
Abu Ubaidah Muslim Ibn Ubaidah al Balansi
|
- Astrolog
- Ahli Hitung
- Ahli gerakan bintang-bintang
|
Dikenal sebagai Shahih al Qiblat karena banyak
sekali mengerjakan penetuan arah shalat.
|
2.
|
Abu al Qasim Abbas ibn Farnas
|
- Astronom
kimia
|
Ilmi kimia, baik kimia murni maupun terapan adalah dasar
bagi ilmu farmasi yang erat kaitannya dengan ilmu kedokteran. Farmasi dan
ilmu kedokteran telah mendorong para ahli untuk menggali dan
mengembangkan ilmu kimia dan ilmu tumbuh-tumbuhan untuk pengobatan.
|
3
|
Ahmad ibn Iyas al Qurthubi
|
Kedokteran
|
Hidup pada masa Khalifah Muhammad I ibn abd al rahman II
Ausath
|
4.
|
Yahya ibn Ishaq
|
Hidup pada masa khalifah Badullah ibn Mundzir
|
|
5.
|
Abu Daud Sulaiman ibn Hassan
|
Hidup pada masa awal khalifah al Mu’ayyad
|
|
6.
|
Abu al Qasim al Zahrawi
|
- Dokter Bedah
- Perintis ilmu penyakit telinga
- Pelopor ilmu penyakit kulit
|
Di Barat dikenal dengan Abulcasis. Karyanya berjudul al
Tashrif li man ‘Ajaza ‘an al Ta’lif, dimana pada abad XII telah diterjemahkan
oleh Gerard of Cremona dan dicetak ulang di Genoa (1497M), Basle (1541 M) dan
di Oxford (1778 M) buku tersebut menjadi rujukan di universitas-universitas
di Eropa.
|
7.
|
Abu Marwan Abd al Malik ibn Habib
|
- Ahli sejarah
- Penyair dan ahli nahwu sharaf
|
- wafat 238/852
- salah satu bukunya berjudul al Tarikh
|
8.
|
Yahya ibn Hakam
|
- Sejarah
- Penyair
|
-
|
9.
|
Muhammad ibn Musa al razi
|
- Sejarah
|
- wafat 273/886
- Menetap di Andalusia pada tahun 250/863
|
10.
|
Abu Bakar Muhammad ibn Umar
|
- Sejarah
|
- Dikenal dengan Ibn Quthiyah
- Wafat 367/977
- Bukunya berjudul Tarikh Iftitah al Andalus
|
11.
|
Uraib ibn Saad
|
- Sejarah
|
- Wafat 369/979
- Meringkas Tarikh al- thabari, menambahkan kepadanya
tentang al Maghrib dan Andalusia, disamping memberi catatan indek terhadap
buku tersebut.
|
12.
|
Hayyan Ibn Khallaf ibn Hayyan
|
- Sejarah & sastra
|
- Wafat 469/1076
- Karyanya : al Muqtabis fi Tarikh Rija al Andalus
dan al Matin.
|
13.
|
Abu al Walid Abdullah ibn Muhammad ibn al faradli.
|
- Sejarah
- Penulis biografi
|
- Lahir di Cordova tahun 351/962 dan wafat 403/1013.
- Salah satu karyanya berjudul Tarikh Ulama’i al
Andalus
|
Perkembangan Bahasa dan Sastra Arab tidak terlepas daripada
peran para ulama dan sastrawan, diantaranya adalah :
Ali al Qali. Ia adalah seorang tokoh besar pada zamannya. Ia
dibesarkan dan menimba ilmu Hadits, bahasa, sastra, Nahwu dan sharaf dari
ulama-ulama terkenal di Baghdad. Pada tahun tahun 330/941 al Nashir mengundang
beliau untuk menetap di Cordova dan sejak saat itu Ali mengembangkan ilmu Islam
sampai wafatnya (358/696). Dari sekian banyak karya tulisnya yang bernilai
tinggi, diantaranya adalah al Amalî dan al Nawâdir.
Ibn al Quthiyah Abu Bakar Muhammad Ibn Umar. Ia adalah
seorang ahli bahasa Arab, Nahwu, penyair dan sastrawan. Ia menulis buku dengan
judul al Af’âl dan Fa’alta wa Af’alât. Ia meninggal pada tahun 367/977.
Al Zabidi. Ia adalah guru dari Ibn Quthiyah. Al Zabidy sudah
mengembangkan bahasa dan sastra di Andalusia sebelum adanya Ali al Qali.
Bukunya yang terkenal adalah Mukhtashar al ‘Ain dan Akhbar al Nahwiyyîn.âîû
Said Ibn Jabir, ia juga merupakan salah satu guru dari Ibn
Quthiyah.
Muhammad ibn Abdillah ibn Misarrah al Bathini (269-319) dari
Cordova dikenal sebagai orang pertama yang menekuni filsafat di Andalusia.[6]
Berikut ini Bibliografi beberapa sastrawan Andalusia :
Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih. Lahir di Cordova
246/860. ia menekuni ilmu kedokteran dan musik, tetapi kecenderungannya lebih
banyak kepada sastra dan sejarah. ia berhasil menggubah syari-syair pujian
(madah) bagi empat khilafah Umawiyah, sehingga ia mendapat kedudukan terhormat
di istana. Pada masa al Nashir ia menggubah 440 bait syair dengan menggunakan
bahan acuan sejarah. Pada masa tuanya, Abu Amr menyesali kehidupan masa
mudanya, kemudian ia berzuhud. Oleh karenanya ia menggubah
syair-syair zuhdiyyat yang ia himpun dalam al Mumhishât.
Sebagian besar karya syairnya sudah hilang, sedangkan yang berupa prosa ia
tuangkan dalam karyanya yang diberi nama al ‘Aqd al Fârid. Ia pada tahun
328/940 dalam keadaan lumpuh.
Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid. Lahir di Cordova pada tahun
382/992. Ia dikenal dekat dengan penguasa. Dengan keterlibatannya dengan
kemelut politik, ia sering membuat syair-syair dalma rangka membesarkan atau
menggulingkan seorang penguasa. Pada masa kekuasaan Hamudiyah penyair ini
dipenjarakan dan menerima penghinaan serta penganiayaan yang berat. Ia
dibebaskan dalam keadaan lumpuh sampai wafat pada tahun 427/1035. Karyanya
dalam bentuk prosa adalah Risâlah al Tawâbi’ wa al Zawâbigh, Kasyf al Dakk
wa Atsar al Syakk dan Hanut ‘Athar.
Ibn Hazm. Lahir pada tahun 384/994) merupakan penyair sufi
yang banyak menggubah puisi-puisi cinta.[7]
Ilmuan Muslim yang terkenal pada masa bani Umayyah, antara
lain :
a. Hasan al-Basri dan Sulaiman bin
Umar. Beliau adalah ahli fiqih dan ahli hadist yang selalu dimintai fatwa oleh
khalifah Umar bin Abdul Azis tentang kebijaksanaannya.
b. Imam Muhammad bin Muslim bin Syihab
az-Zuhri (Ibnu Syihab az-Zuhri). Beliau adalah ahli hadis, pengumpul dan
penulis hadis pada masa khalifah Umar bin Abdul Azis.
c. Wasil bin Atha’. Pendiri aliran
Muktazilah ( berarti orang yang memisahkan diri), yaitu aliran dalam Islam yang
lebih mementingkanakal fikiran dibandingkan dengan dalil naqli bertentangan
dengan aliran Ahlus sunnah Wal Jama’ah, beliau adalah murid Hasan al-Basri
setelah berbeda pendapat dengan gurunya ia memisahkan diri.[8]
BAB III
KESIMPULAN
Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan
Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 M sampai
750 M di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari 756 M sampai 1031 M di
Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini diambil dari nama tokoh Umayyah bin 'Abd
asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah I.
Masa ini sebagai masa perkembangan peradaban Islam, yang meliputi tiga benua
yaitu, Asia, Afrika, dan Eropa. Masa ini berlangsung selama 90 tahun (661 M –
750 M) dan berpusat di Damaskus.
Pada masa ini penyusunan ilmu pengetahuan lebih sistematis
dan dilakukan pembidangan ilmu pengetahuan sebagai berikut : Ilmu pengetahuan
bidang agama, Ilmu pengetahuan bidang sejarah, Ilmu pengetahuan bidang bahasa,
Ilmu pengetahuan bidang filsafat.
Beberapa karakteristik pendidikan pada masa Dinasti Umayyah
yaitu Bersifat Arab, Berusaha Meneguhkan Dasar-Dasar Agama Islam Yang Baru
Muncul, Perioritas Pada Ilmu-Ilmu Naqliyah Dan Bahasa, Menunjukkan Perhatian
Pada Bahan Tertulis Sebagai Media Komunikasi, Membuka Pengajaran
Bahasa-Bahasa Asing, dan Menggunakan Surau (Kuttab) dan Masjid Tempat-tempat
pendidikan pada Dinasti Umayyah antara lain khuttab, masjid, majelis sastra,
pendidikan istana, dan pendidikan badiah.
Pemikiran pendidikan Islam pada masa umayyah tampak dalam
bentuk nasehat-nasehat khalifah kepada pendidik anak-anaknya, yang memenuhi
buku sastra, yang menunjukan bagaimana teguhnya mereka berpegang pada tradisi
Arab dan Islam. Salah satu nasehat tersebut adalah nasehat Abdul Malik bin
Marwan kepada pendidik anknya, “ hendaklah pendidik mendidik akal, hati, dan
jasmani anak-anak.
Pemikiran
pendidikan islam pada masa Umayah ini juga tersebar pada beberapa tulisan
para ahli nahwu, sastra, hadis, dan tafsir. Pada masa ini para ahli tersebut
mulai mencatat (modifikasi) ilmu-ilmu bahasa, sastra dan agama.
Perkembangan Bahasa dan Sastra Arab tidak terlepas daripada
peran para ulama dan sastrawan, diantaranya adalah:
1. Ali al-Qali
2. Ibn al Quthiyah Abu Bakar Muhammad Ibn Umar
3. Al Zabidi.
4. Said Ibn Jabir, ia juga merupakan salah satu guru
dari Ibn Quthiyah.
5. Muhammad ibn Abdillah ibn Misarrah al Bathini
(269-319) dari Cordova dikenal sebagai orang pertama yang menekuni filsafat di
Andalusia.
Berikut ini beberapa sastrawan Bani Umayyah
di Andalusia :
1. Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih.
2. Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid.
3. Ibn Hazm.
Ilmuan Muslim yang terkenal pada masa bani Umayyah, antara
lain :
a. Hasan al-Basri dan Sulaiman bin
Umar.
b. Imam Muhammad bin Muslim bin Syihab
az-Zuhri (Ibnu Syihab az-Zuhri).
c. Wasil bin Atha
Terima kasih sudah berkenan membaca artikel tersebut di atas tentang PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PADA MASA BANI UMAYYAH. Penulis mohon teman-teman kiranya berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun karena penulis rasa artikel tersebut di atas jauh dari kata sempurna. Penulis juga mohon maaf jika terdapat kesalahan baik dari segi tulisan maupun bahasa. Thank you.
ConversionConversion EmoticonEmoticon