MAKALAH
PROSES MASUKNYA PORTUGIS DAN SPANYOL DI INDONESIA
Disusun oleh :
CAHAYA RINDIANI
ZORA MEDIANDA
MELIANI MARATUSHOLEHA
SISKA YONA MELATI
EKI NOBEL RAMADONI
TOPIK GUSTIANSYAH
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KEPAHIANG
TAHUN AJARAN
2018/2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat
Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita
aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ” Proses Masuknya Portugis dan Spanyol di Indonesia”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis
mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua
orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan,
moril, dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan
ini dimulai, dan semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan
menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap
isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan,
namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh
penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Daftar Isi
KATA
PENGANTAR ------------------------------------------------------------ i
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------ ii
ABSTRAK -------------------------------------------------------------------------- iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang----------------------------------------------------------- 1
B.
Rumusan Masalah ---------------------------------------------------- 1
C.
Tujuan Pembahasan Masalah ------------------------------------ 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme---------------------- 3
B.
Proses dan Tujuan Masuknya Portugis di Nusantara ----------- 3
C.
Proses dan Tujuan Masuknya Spanyol di Nusantara ------------ 7
D.
Kebudayaan pada Masa Portugis dan Spanyol di Nusantara --- 9
E.
Pengaruh Masuknya Portugis dan Spanyol di Nusantara ------- 10
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN ----------------------------------------------------------- 13
B.
SARAN -------------------------------------------------------------------- 13
DAFTAR
PUSTAKA ------------------------------------------------------------ 15
ABSTRAK
Berabad-abad
lamanya kerajaan-kerajaan kecil yang terpencar letaknya di pulau-pulau
Indonesia secara ekonomis, kultural, dan juga sewaktu-waktu secara politis
telah bergabung atau digabungkan dalam satuan-satuan yang lebih besar. Adanya
komunikasi dan lalu lintas antarkepulauan Indonesia ini sudah barang tentu
dimungkinkan oleh penduduknya yang telah mengembangkan suatu jaringan hubungan
maritim yang lebih baik, didukung oleh kemajuan teknologi kapal, keahlian
navigasi, dan suatu enterprising spirit yang
besar. Kegiatan laut yang dominan dalam kehidupan bangsa kita di masa lampau
tercermin dalam sebutan “zaman bahari” yang sinonim dengan zaman purbakala.
Sifat internasional dari pelayaran dan perdagangan telah nampak pula pada zaman
kerajaan-kerajaan Indonesia Hindu (A.B. Lapian, 2008: 1).
Hubungan
dagang Nusantara dengan berbagai bangsa, bahkan pelaut-pelaut Nusantara yang konon
pernah berlayar sampai Madagaskar Afrika merupakan bukti bahwa bangsa kita
sudah memiliki peradaban dan teknologi perkapalan dan perlayaran yang sudah
maju. Perdagangan yang pada waktu itu Nusantara terkenal sebagai penghasil
rempah-rempah, bahkan sampai terdengar di Eropa. Di Eropa yang pada waktu itu
belum mengenal bangsa timur dan hanya mendapatkan rempah-rempah dari
perdagangan di Konstatinopel, yang pada tahun 1453 Konstatinopel ditakhlukkan
oleh orang-orang Turki Ustmani menyebabkan penghentian perdagangan
rempah-rempah di Eropa.
Akan
tetapi, orang-orang Eropa, terutama orang-orang Portugis, mencapai
kemajuan-kemajuan di bidang teknologi tertentu yang kemudian melibatkan bangsa
Portugis dalam salah satu petualangan mengarungi samudra yang paling berani di
sepanjang zaman yang memungkinkan mereka berekspansi ke seberang lautan.
Rempah-rempah merupakan soal kebutuhan dan juga cita rasa. Selama musim dingin
di Eropa, tidak ada satu cara pun yang dapat dilakukan agar semua hewan ternak
tetap hidup, karenanya banyak hewan ternak disembelih dan dagingnya kemudian
harus diawetkan. Untuk itu diperlukan sekali adanya garam dan rempah-rempah,
serta di antara rempah-rempah yang diimpor, cengkih dari Indonesia Timur adalah
yang paling berharga. Indonesia juga menghasilkan lada, buah pala, dan bunga
pala, oleh karenanya kawasan itulah yang menjadi tujuan utama Portugis,
walaupun sampai saat itu mereka masih belum mempunyai gambaran sedikit pun
tentang letak “Kepulauan Rempah” Indonesia itu maupun tentang cara mencapainya
(M.C. Ricklefs, 2008: 40-41).
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia merdeka pada tahun
1945. Sebelum merdeka, Indonesia merupakan wilayah jajahan bangsa-bangsa Barat,
yaitu Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Jepang. Sebagaimana slogan Ir. Soekarno
“jas merah”yang artinya jangan sekali-kali melupakan sejarah, kita sebagai warga Indonesia
hendaknya tidak melupakan perjalanan sejarah Bangsa Indonesia. Dalam
perjalanannya Indonesia pernah menjadi wilayah jajahan beberapa negara asing.
Bangsa
Portugis dan Spanyol merupakan dua bangsa yang pertama memasuki Nusantara.
Kedatangan keduanya ke Nusantara tentunya bukan tanpa alasan dan tanpa dampak
yang memengaruhi Nusantara. Sebagai warga Bangsa Indonesia sekaligus mahasiswa
kami sudah seharusnya mengetahui sejarah masuknya kedua bangsa tersebut ke
Nusantara. Oleh karena itu, perlu sebuah pembahasan tentang peristiwa tersebut
agar kami mengingat, memahami dan memiliki materi sejarah tersebut. Sehingga
kami membahasnya dalam makalah ini sekaligus sebagai salah satu tugas Sekolah Ilmu
Pengetahuan Sosial.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam
makalah ini antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian kolonialisme dan imperialisme ?
2.
Bagaimana proses dan tujuan masuknya Portugis di
nusantara ?
3.
Bagaimana proses dan tujuan masuknya Spanyol di
nusantara ?
4.
Bagaimana kebudayaan pada masa Portugis dan Spanyol di
nusantara ?
5.
Bagaimana pengaruh masuknya Portugis dan Spanyol di
nusantara ?
C.
Tujuan Pembahasan Masalah
Tujuan pembahasan masalah
dalam makalah ini adalah
1.
Mengetahui pengertian kolonialisme dan imperialisme.
2.
Menjabarkan proses dan tujuan masuknya Portugis di
nusantara.
3.
Menjabarkan proses dan tujuan masuknya Spanyol di
nusantara.
4.
Mengetahui kebudayaan pada masa Portugis dan Spanyol
di nusantara.
5.
Mengetahui pengaruh masuknya Portugis dan
Spanyol di nusantara.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme.
Kolonialisme
berasal dari kata colonus (colonia )yag berarti suatu usaha untuk
mengembagkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut.
Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas
sumberdaya, manusia, dan perdagangan disuatu wilayah. Wilayah koloni umumnya
adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang
melakukan kolonialisme. Sedangkan imperialisme adalah usaha memperluas
kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain.Imperialisme dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu imperialism kuno dan imperialism modern
B.
Proses dan Tujuan Masuknya Portugis di Nusantara.
Portugis
masuk ke Nusantara (Indonesia) di bawah pimpinan pelaut terkenalnya Alfonso de
Albuquerque (1453-1515). Alfonso arsitek utama akspansi Portugis ke Asia serta
orang Eropa pertama yang memulai kolonisasi Eropa selama berabad-abad atas
Nusantara. Dari segi geografis, jalur yang dilewati bangsa
Portugis hingga sampai di Indonesia adalah menyusuri pantai barat Afrika hingga
tiba di Tanjung Harapan, kemudian tiba di Pelabuhan Malinda (Afrika Timur).
Kemudian berhasil tiba di ujung selatan Laut Merah yang disebut Babel
Mandep (Gapura Air Mata), kemudian pada tahun 1498 tiba di Kalikut
(India), yang akhirnya dilanjutkan ke Malaka dan Maluku. Dari segi ekonomi,
mata pencaharian penduduk saat itu adalah bercocok tanam, terutama bercocok
tanam rempah-rempah.
![Text Box: [1]Tim Penyusun Aspirasi, Sejarah untuk SMA/MA semester 2 Program IPS.(Surakarta : PT Widya Duta Grafika. 2013) hal.3-4
[2]Ratna Hapsari dan M. Adil, Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk SMK dan MAK Kelas XI, (Jakarta: PENERBIT ERLANGGA, 2015), hal. 10.](file:///C:/Users/Xing'er/AppData/Local/Temp/OICE_95AA8997-8F02-475B-81CB-E74A8C3D215B.0/msohtmlclip1/01/clip_image001.png)
Perjajian tersebut disebut
dengan Perjajian Sunda Kelapa, yang isinya adalah sebagai berikut :
1.
Portugis diijinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
2.
Pajajaran akan menerima barang-barang yang dibutuhkan
dari Portugis
termasuk senjata.
3.
Portugisakan memperoleh lada dari pajajaran menurut
kebutuhannya.[3]
Persekutuan
Portugis-Pajajaran kemudian mencemaskan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
terutama Kesultanan Demak (1475-1548). Khawatir akan pendudukan Portugis, Demak menyerang
Pajajaran pada tahun 1526 dan 1527. Kemungkinan besar karena terdesak serta
mendapat perlawanan sengit dari Kesutanan Demak, kelak Portugis lebih banyak
beroperasi di Kepulauan Rempah-Rempah, yaitu Maluku, sampai disingkirkan oleh
Belanda ke Pulau Timor, Solor, dan Flores pada tahun 1599.
Portugis
melakukan ekspedisi ke daerah utama penghasil rempah-rempah, yaitu Maluku, pada
tahun 1512. Karena dari segi geografi, kondisi wilayah Portugis
terdapat musim dingin sehingga memerlukan rempah-rempah sebagai bahan dasar
makanan penghangat tubuh. Pengaruh
lokasi telah memberikan perbedaan iklim dan kondisi tanah di nusantara dan
Eropa. Hal ini mengakibatkan hasil bumi yang diperoleh juga berbeda3.
Oleh karena itu Bangsa Eropa khususnya Portugis termotivasi untuk mencari
daerah yang terdapat bahan penghangat tubuh. Ekspedisi pelayaran di Portugis
dipimpin oleh utusan Alburquerque bernama Antonio de Abreu dan Francisco
Serrao. Mereka membuang sauh atau berlabuh di Kepulauan Banda dan Kepulauan
Penyu, dan Ternate. Mereka juga merintis poros perdagangan
Ternate-Malaka-Goa-Lisbon.
![Text Box: [3]Dwi Ari Listiyani, Sejarah untuk SMA / MA kelas XI, (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hal.105
3Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIIISemester 1. (Kemendikbud, 2014), hal 63
4Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIIISemester 1…, hal 68](file:///C:/Users/Xing'er/AppData/Local/Temp/OICE_95AA8997-8F02-475B-81CB-E74A8C3D215B.0/msohtmlclip1/01/clip_image002.png)
Pengetahuan
bangsa Portugis tentang bagaimana keadaan masyarakat di Nusantara sudah
diketahui pada waktu yang lama. Berita tentang keadaan masyarakat ada masa
kerajaan ditulis oleh tokoh-tokoh yang sebelumnya sudah datang di Nusantara
kemudian disebarluaskan untuk kepentingan kekuasaan. Dengan mengetahui keadaan
dan karakteristik masyarakat maka dengan mudah penguasa dan jajarannya mengatur
strategi untuk bisa menguasai daerah tersebut. Mereka memanfaatkan berita
tentang keadaan masyarakat untuk hal yang sebenarnya kurang baik. Memang sangat
berguna untuk penguasa yang mempunyai kekuatan, namun nasib masyarakat di
daerah yang dikuasai pasti akan tidak nyaman. Jadi pada dasarnya ilmu
antropologi sudah berkembang pada jaman dahulu, hanya saja belum terintegrasi
menjadi suatu keilmuan. Bahkan bisa jadi ilmu antropologi merupakan ilmu yang
sudah sangat tua dan terus berkembang hingga sekarang entah dengan tujuan baik
atau tujuan yang lain.
Dari segi sosiologi,
interaksi antara penduduk pribumi dengan bangsa Portugismenyebabkan ketidaknyamanan
penduduk pribumi. Sebagaimana
yang telah diketahui berdasarkan keterkaitan dengan antroplogi, masyarakat yang
tidak nyaman adalah yang dikuasai bangsa lain. Sehingga hal ini membuat
penduduk pribumi melakukan perlawanan yang salah satunya dipimpin oleh Sultan
Baabullah pada tahun 1575, serta kemudian disingkirkan Belanda dari
Ambon pada tahun 1599.Perlawanan ini berhasil dikarenakan ada penyatuan antara
masyarakat dan pihak kerajaan. Interaksi yang terjadi antara penduduk pribumi
dan Portugis menimbulkan keresahan, interaksi yang demikian dinamakan dengan
disosiatif. Interaksi disosiatif pada umumnya adalah bentuk interaksi antar
masyarakat yang menimbulkan persaingan dan pertentangan sehingga mengakibatkan
keadaan tidak nyaman. Dengan kata lain bentuk interaksi ini dalah interaksi
yang negatif[4].
![Text Box: [4]Soerjono, Soekamto. Sosiologi Suatu Pengantar. 2008. (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada), hal 87](file:///C:/Users/Xing'er/AppData/Local/Temp/OICE_95AA8997-8F02-475B-81CB-E74A8C3D215B.0/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
Dengan doronganketiga
faktor itu mereka mulai melakukan perjalanan menyusuri pantai barat Afrika ke
selatan lalu membelok ke pantai timur Afrika kemudian menuju utara. Didaerah
Babel-mandep mereka bertemu dengan pedagang-pedagang Islam yang sejak
berabad-abad telah melakukan perdagangan antara kepulauan Indonesia, Persia,
dan Laut Merah[5].
Maksud
utama Portugis menduduki
Malaka adalah untuk menguasai perdagangan yang melalui Selat Malaka (dari
segi ekonomi).
Karena orang Portugis hendak menguasai perdagangan antara pelabuhan-pelabuhan
di India yaitu di Gujarat, Benggala, dan Golkonda dengan Malaka yang diangkut
melalui selat Malaka.[6] Akhirnya
Portugis berhasil menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku.
Selain mengadakan monopoli
perdangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama
Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang terkenal ialah Franciscus Xaverius.
Portugis ini tidak hanya memusatkan kegiatanya di Indonesia Timur (Maluku),
tetapi juga ke Indonesia bagian Barat (Pajajaran).
Paham
merkantalisme mendorong semangat bangsa-bangsa Eropa untuk mencari kekayaan
sebanyak-banyaknya sebagaimana penjelasan sebelumnya. Semangat mencari kekayaan
tersebut beriringan dengan semangat mencapai kejayaan dan kesucian. Dalam
melakukan perjalanan ke Indonesia, bangsa-bangsa Barat menginginkan kejayaan
(kemenangan) sekaligus kesucian, yakni menyebarkan agama Kristen. Tiga semangat
tersebut (kekayaan, kejayaan, dan kesucian) menjadi semboyan perjalanan
bangsa-bangsa Eropa yang terkenal dengan 3G atau Gold(emas),Glory(kejayaan)
dan Gospel(kesucian)[7].
![Text Box: [5]Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia, Sejarah Nasional Indonesia III,(Jakarta : Balai Pustaka, 2010) hal.344
[6]Ibid, hal.353
[7] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIIISemester 1…hal 65](file:///C:/Users/Xing'er/AppData/Local/Temp/OICE_95AA8997-8F02-475B-81CB-E74A8C3D215B.0/msohtmlclip1/01/clip_image004.png)
C.
Proses dan Tujuan Masuknya Spanyol di Nusantara.
Bangsa
Spanyol berada di Indonesia dari tahun 1521-1529. Terlebih dahulu masuk ke
Filipina. Melalui
Ferdinand Magellan, Spanyol berhasil mencapai Kepulauan Maluku pada tahun 1521
dibawah pimpinan Sebastian del Cano. Pelaut-pelaut Spanyol kemudian membangun
persekutuan dengan Kesultanan Tidore. Kesultanan Tidore yang lama terlibat
persaingan ekonomi dan politik dengan Kesultanan Ternate memerlukan sekutu,
untuk mengimbangi Ternate yang sudah lebih dahulu bersekutu dengan Portugis.Dari
segi geografi, jalur yang ditempuh bangsa Spanyol hingga sampai di Indonesia
adalah bangsa Spanyol tiba di Filipina, kemudian melewati perairan Maluku dan
Banda.
Kedatangan
Spanyol di Tidore membuat Portugis merasa terganggu. Maka, terjadilah konflik
di antara kedua negara tersebut. Untuk menyelesaikan konflik, Portugis dan
Spanyol melakukan perundingan di Saragosa, pada tahun 1529 (dari
segi politik).
Hasilnya adalah Spanyol harus meninggalkan Maluku untuk kemudian mendapatkan Filipina dan Portugis tetap
berkuasa di Maluku[8].
Isi perjanjian Saragosa secara detail adalah sebagai berikut :
1.
PedagangPortugis menguasai daerah perdagangan dari
Maluku sampai ke Tanjung Harapan.
2.
Pedagang Spanyol menguasai perdagangan di Filipina.
Sudah
sejak lama bangsa Indonesia sudah terlibat secara aktif dalam pelayaran dan
perdagangan internasional antara dunia barat (Eropa) dengan dunia timur (China)
yang melewati selat Malaka[9]. Indonesia
tidak hanya sebagai daerah pemasaran saja melainkan juga sebagai pemasok hasil
produksi. Hasil produksi yang melimpah tidak bisa terlepas dari faktor geografi
khususnya tanah yang sangat subur dan kondisi iklim yang stabil. Tanah di
Indonesia sangat subur karena berdekatan dengan gunung api yangmeletus membuat tanaman cepat
tumbuh. Kondisi air untuk menyuburkan tanah juga tersedia dengan melimpah
karena adanya sungai-sungai besar yang terawat. Iklim yang tidak ekstrem juga
mempengaruhi kondisi tanaman untuk berkembang biak menjadi banyak.
![Text Box: [8]Ratna Hapsari dan M. Adil, Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk SMK dan MAK…hal. 11-12
[9]Sulistyono, Singgih Tri. Pengantar Sejarah Maritim Indonesia. (Jakarta:Dirjen Dikti Depdiknas, 2004), hal 30.](file:///C:/Users/Xing'er/AppData/Local/Temp/OICE_95AA8997-8F02-475B-81CB-E74A8C3D215B.0/msohtmlclip1/01/clip_image005.png)
Kondisi
laut Indonesia sebagai sarana pelayaran antar daerah bahkan pelayaran
internasional cukup stabil. Hampir tidak ada ombak besar yang menerjang kapal
sehingga bangsa asing tidak takut mengarungi lautan. Keadaan geografis seperti
ini sangat menguntungkan untuk perdagangan internasional. Hal ini didukung pula dengan kecanggihan
teknologi kapal. Kapal layar sudah mampu menggunakan mesin dan mampu mengangkut
barang yang banyak. Maka dari itu tidak mengherankan apabila Indonesia mampu
menjadi pusat perdagangan
dan lalulintas internasional.
Perjalanan
laut untuk perdagangan yang ramai pada masa itu
tidak terlepas dari perjalanan darat pada masa sebelumnya. Perjalanan dagang
melalui darat dilakukan oleh bangsa Indonesia dengan bangsa asia seperti Arab,
India, Persia dan lain-lain. Jalan darat ditempuh karena pada saat itu sistem pelayaran
kurang terkenal dan kondisi alam masih memungkinkan untuk melakukan perjalanan
lewat darat. Produk pribumi bisa terkenal sampai di Eropa dikarenakan transaksi
dagang melalui darat, jalur ini dikenal juga dengan jalur sutra. Dengan
terkenalnya produk unggulan Indonesia yaitu rempah-rempah maka bangsa Eropa
salah satunya Spanyol bersemangat untuk berlayar mengarungi samudra demi
mencari produk tersebut[10].
Faktor
ekonomi masyarakat pada saat itu juga masih stabil karena mudahnya untuk
memenuhi kebutuhan. Keadaan masyarakat di Indonesia sangat
bervariasi demikian juga produk-produk yang dihasilkan. Sumber daya yang
melimpah ini termasuk hal yang memengaruhi pihak asing datang di Indonesia[11].
Sebagaimana Portugis, untuk bangsa Spanyol sendiri datang ke Indonesia juga
karena faktor ekonomi yaitu mencari komoditas bahan penghangat seperti
rempah-rempah. Bahan ini akan di kirim di negara asalnya untuk dijual dan
memenuhi kebutuhan hidup warga negaranya. Oleh karena itu pihak pemerintahan
Spanyol juga memberikan dukungan untuk mencari rempah-rempah di Indonesia.
![Text Box: [10]Sulistyono, Singgih Tri. Pengantar Sejarah Maritim Indonesia… hal 36.
[11]Ibid, hal.33](file:///C:/Users/Xing'er/AppData/Local/Temp/OICE_95AA8997-8F02-475B-81CB-E74A8C3D215B.0/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
Pemerintah
Spanyol melalui armada pelayarannya mengajak kerjasama dengan salah satu
kerajaan di Indonesia untuk kepentinganperdagangan. Namun karena adanya
perselisihan dengan bangsa lain maka Spanyol sendiri meninggalkan Indonesia dan
mencari daerah lain yang potensial. Hal semacam ini sudah biasa dalam politik
atau pemerintahan, apapun bisa dilakukan untuk kepentingan kekuasaan.
Dikarenakan durasi Spanyol tidaklah lama di Indonesia maka data tentang
kepentingan politik dengan Indonesia juga tidaklah banyak. Referensi yang
secara detail membahas Spanyol dan Portugis juga kurang diminati karena
masih kalah pengaruh dibandingkan dengan kolonialisme bangsa lain yaitu
Belanda.
Apabila
ditinjau dari segi sosiologis maka kondisi masyarakat pada kedatangan Spanyol
juga hampir sama dengan masa kedatangan Portugis. Interaksi yang terjadi antar
penduduk pribumi dan asing sering menimbulkan persaingan maupun pertentangan.
Kondisi ini dirasa kurang nyaman oleh masyarakat sehingga menimbulkan
peperangan dan adu strategi untuk mengusir pihak asing. Namun demikian tetap
ada interaksi yang bersifat positif dan menimbulkan pengaruh yang baik pula.
Tidak semua pihak senantiasa memerangi bangsa Spanyol karena mereka sudah ada ikatan
dagang yang saling menguntungkan.
D.
Kebudayaan pada Masa Portugis dan Spanyol di Nusantara.
Di
bidang
budaya, makin meluas pengaruh kehidupan Barat dalam lingkungan kehidupan
tradisional. Tata cara kehidupan Barat seperti cara bergaul, gaya hidup,
cara berpakaian dan pendidikan mulai dikenal
dikalangan atas atau istana. Sementara itu, beberapa tradisi
dilingkungan istana mulai luntur. Tradisi keagamaan rakyat juga mulai terancam.
Dikalangan penguasa timbul kekhawatiran bahwa pengaruh kehidupan Barat mulai
merusak nilai-nilai kehidupan tradisional. Tantanganyang kuat terutama dari
kalangan pimpinan agama yang memandang kehidupanBarat bertentangan dengan
norma-norma ajaran agama Islam. Orientasi keagamaanseperti ini, terdapat juga
di kalangan para bangsawan dan pejabat-pejabat istanayang patuh kepada agama.
Dalam suasana kritis, pandangan keagamaan ini dijadikandasar ajakan untuk
melakukan perlawanan[12].
Selain budaya negatif, ada
juga budaya positif yang dibawa oleh bangsa Barat, yaitu budaya makan pedas
yang dibawa masyarakat Spanyol, budaya makan pedas ini terkenal dengan
nama makan
"pidis" yang di ramu dengan berbagai bumbu masak yang
diperkenalkan pelaut Spanyol menyebar pesat dan menjadi kegemaran masyarakat
Minahasa. Sampai saat ini, budaya makan pidis masih
mendarah daging dilingkungan masyarakat Minahasa dan Manado, mereka gemar
memakan daging apa saja yang dimasak pedas, hingga timbul slogan “pidis mar
sadap” yang artinya pedas itu sedap. Daging yang dimasak untuk makanan
pidis ini tidak seperti masakan pada umumnya di Jawa, yaitu daging b2 (babi),
RW (anjing), paniki (kelelawar), bahkan daging tikus.
![Text Box: [12]Dwi Ari Listiyani, Sejarah untuk SMA / MA kelas XI…hal.117](file:///C:/Users/Xing'er/AppData/Local/Temp/OICE_95AA8997-8F02-475B-81CB-E74A8C3D215B.0/msohtmlclip1/01/clip_image007.png)
E.
Pengaruh Masuknya Portugis dan Spanyol di Nusantara.
1.
Pengaruh masuknya Portugis di Indonesia
a.
Dalam bidang kesenian
Bangsa Portugis meninggalkan kesenian yang
berupa balada-balada keroncongyang diiringi gitar.
b.
Nama dan perkampungan
Di daerah Ambon masih banyak ditemukan nama-nama
keluarga yang berasal dari Portugis, misalnya da Costa, Dias, de Fretas,
Gonsalves, Mendoza, Rodrigues, dan da Silva.
c.
Bidang bahasa / kosakata
Menurut Antonio Pinto da Franca dalam bukunya
Portuguese Influence in Indonesia yang dikutip oleh Th pardede dalam blognya
ada 75 kata di Indonesia yang berasal dari bahasa Portugis, diantaranya adalah
bangku (benco), jendela (janela), beranda (varanda),
boneka (boneca), meja (mesa), sepatu (sapato), bendera (bandaera),
sekolah (escola), bolu (bolo), kampong (campo), kereta (carreta),
palsu (falso), dan masih banyak lagi yang lain[13].
d.
Dalam bidang agama
![Text Box: [13] Thpardede, Era Portugis dan Bangsa Spanyol di Indonesia, dalam http :// thpardede.wordpress.com/2013/07/08/era-Portugis-dan-bangsa-spanyol-di-nusantara/ diakses pada 16 Maret 2016](file:///C:/Users/Xing'er/AppData/Local/Temp/OICE_95AA8997-8F02-475B-81CB-E74A8C3D215B.0/msohtmlclip1/01/clip_image008.png)
e.
Pangan dan pertanian
Untuk
memperkaya jenis-jenis pangan didaerah jajahannya, orang-orang Portugis juga
membawa bibit dan tanaman yang dibawa dari sebuah negeri yang berhasil
ditaklukkan, baik di Asia maupun di Amerika, untuk ditanam di negeri lainnya
yang belum memiliki komoditas itu. Komoditas
ini adalah anggur, tomat, avokad, dan ketela untuk ditanam di Maluku.
Selain hal tersebut, peninggalan Portugis yang masih
dapat kita jumpai adalah cara berkebun (menanam bunga dipekarangan),
makanan (serikaya, bika, ketela, pastel), cara pengawetan makanan
(acar) dan alat-alat rumah tangga seperti garpu.
f.
Dalam bidang pendidikan
Pada1536,
penguasa Portugis di Maluku bernama Antonio Galvanomendirikan sekolah seminari
untuk anak-anak dari pemuka-pemuka pribumi. Selain pelajaran agama, diajarkan
juga membaca,menulis, dan berhitung. Sekolah serupa didirikan di pulau Solor,
yang muridnya mencapai 50 orang. Sekolah ini diketahui memakai bahasa latin.
Murid-murid bumiputra yang ternyata dapat mengikuti dan ingin melanjutkan,
dapat melanjutkan studinya di Goa, pusat kekuatan Portugis di asia. Sedangkan,
Franciscus Xaverius pada 1547 pergi ke Goa dari Ternate dengan membawa
pemuda-pemuda maluku untuk melanjutkan pendidikan di Goa.[14]
Juga didirikan sekolah Volkschool (sekolah rakyat) dan
voorvolkschool di Tanjung sakti. Dalam sekolah ini, biaya pendidikan sebagian
besar ditanggung oleh rakyat. Masa pendidikan disekolah ini adalaah tiga tahun,
mata pelajaran yang diajarkan adalah keterampilan dasar membaca, berhitung dan
keterampilan praktis. Diajarkan dalam bahasa daerah[15].
Ciri-ciri
pendidikan dimasa Portugis ini antara lain adalah sebagai berikut :
·
Menggunakan metode ceramah, menghapal, dan mengkaji
ulang pekerjaan.
·
Yang memberika pelajaran (mengajar) dipanggil pastur
atau pendeta.
·
Waktu belajar pada hari minggu.
·
Bersifat klasikal[16].
![Text Box: [14]Muhammad rifa’i, Sejarah Pendidikan Nasional dari Masa Klasik HinggaModern.(Yogyakarta:Ar Ruzz Media, 2011), hal. 54-55
[15]M.C Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, ( Yogyakarta : UGM Press, 1995), hal.240](file:///C:/Users/Xing'er/AppData/Local/Temp/OICE_95AA8997-8F02-475B-81CB-E74A8C3D215B.0/msohtmlclip1/01/clip_image009.png)
2.
Pengaruh masuknya Spanyol di Indonesia
a.
Agama
Penyebaran Kristen (Katolik) di daerah Tidore. Selain
bertujuan untuk mencari rempah-rempah yang ada di Indonesia, bangsa Spanyol
juga memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Kristen Katolik. Hal ini
dibuktikan dengan masyarakat yang tinggal diwilayah Indonesia bagian Timur
sebagian besar memeluk agama Kristen (Katolik).
b.
Ekonomi dan politik
Terjadinya politik kerjasama
perdagangan. Hal ini menyebabkan perekonomian penduduk Indonesia
menjadi semakin baik karena pelabuhan Manado menjadi jalur persinggahan niaga
komoditi ekspor ke
Pasifik.
c.
Budaya kuliner
Budaya kuliner yang dibawa oleh bangsa Spanyol yaitu
budaya makan “pidis” atau dalam bahasa Indonesia yaitu makan pedas.
Selain itu ada juga budaya
Panada yang berbentuk kue. Kue ini berasal dari penduduk Amerika-Latin
yang di bawa oleh Spanyol melalui lintasan Pasifik. Ada sedikit perbedaan
antara kue Panada yang ada di Amerika Serikat da di Indonesia khususnya wilayah
timur (Minahasa), yaitu adonan panada, di isi dengan daging sapi ataupun domba,
sedangkan panada khas Minahasa di isi dengan ika[17].
![Text Box: [16]Muhammad rifa’i, Sejarah Pendidikan Nasional dari Masa Klasik HinggaModern…hal. 57
[17]http://gudangartikelpendidikan.blogspot.co.id/2012/03/indonesia-di-masa-kolonial-Portugis-dan.html](file:///C:/Users/Xing'er/AppData/Local/Temp/OICE_95AA8997-8F02-475B-81CB-E74A8C3D215B.0/msohtmlclip1/01/clip_image010.png)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Kolonialisme adalah usaha mencapai dominasi ekonomi
atas sumberdaya, manusia, dan perdagangan disuatu wilayah sedangkan
imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai
negara lain.
2.
Dari segi geografis, jalur yang dilewati bangsa
Portugis hingga sampai di Indonesia adalah menyusuri pantai barat Afrika hingga
tiba di Tanjung Harapan, kemudian tiba di Pelabuhan Malinda (Afrika Timur).
Kemudian berhasil tiba di ujung selatan Laut Merah yang disebut Babel
Mandep (Gapura Air Mata), kemudian pada tahun 1498 tiba di Kalikut
(India), yang akhirnya dilanjutkan ke Malaka dan Maluku.Maksud utamaPortugis menduduki Malaka adalah
untuk menguasai perdagangan yang melalui Selat Malaka (dari
segi ekonomi).
3.
Dari segi geografi, jalur yang ditempuh bangsa Spanyol
hingga sampai di Indonesia adalah bangsa Spanyol tiba di Filipina, kemudian
melewati perairan Maluku dan Banda.Tujuan bangsa Spanyol datang ke Indonesiakomoditas bahan penghangat
seperti rempah-rempah. Bahan ini akan di kirim di negara asalnya untuk dijual
dan memenuhi kebutuhan hidup warga negaranya. Oleh karena itu pihak
pemerintahan Spanyol juga memberikan dukungan untuk mencari rempah-rempah di
Indonesia.
4.
Kebudayan pada masa Portugis dan Spanyol di
nusantara antara lain adalalah cara berpakaian, cara bergaul, dan gaya hidup.
Ada juga budaya makan yang dikenal dengan makan pidis.
5.
Pengaruh Portugis dan Spanyol di Indonesia ada
beberapa bidang, yaitudalam bidang kesenian, nama dan perkampungan, bidang
bahasa / kosakata, bidang agama, pangan dan pertanian,bidang pendidikan dan
budaya kuliner.
B.
Saran
1.
Bagi pendidik
Sebaiknya
pendidik menguasai materi masuknya Portugis dan Spanyol agar dapat menyampaikan
kembali kepada peserta didik dengan benar.
2.
Bagi calon pendidik
Hendaknya
calon pendidik menguasai materi masuknya Portugis dan Spanyol untuk bekal
mengajar nanti.
3.
Bagi peserta didik
Hendaknya
peserta didik belajar dengan sungguh-sungguh mengenai materi masuknya Portugis
dan Spanyol untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Aspirasi ,Tim Penyusun.
2013. Sejarah untuk SMA/MA semester 2 Program IPS. Surakarta
: PT Widya Duta Grafika.
Hapsari, Ratna dan M. Adil.
2015. Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk SMK dan MAK Kelas XI, Jakarta:
PENERBIT ERLANGGA.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014.Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs
Kelas VIIISemester 1.Jakarta
:Kemendikbud.
Listiyani,Dwi
Ari.2009. Sejarah untuk SMA / MA kelas XI. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ricklefs,M.C.Sejarah
Indonesia Modern. 1995.Yogyakarta : UGM Press.
Rifa’i, Muhammad Sejarah Pendidikan Nasional dari Masa Klasik HinggaModern. 2011.Yogyakarta:Ar Ruzz Media.
Soekamto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, 2008.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.
Sulistyono,
Singgih Tri. Pengantar Sejarah Maritim Indonesia. 2004.Jakarta:Dirjen Dikti Depdiknas.
Thpardede, Era
Portugis dan Bangsa Spanyol di Indonesia, dalam http ://
thpardede.wordpress.com/2013/07/08/era-Portugis-dan-bangsa-spanyol-di-nusantara/
diakses pada 16 Maret 2016.
Tim Nasional Penulisan
Sejarah Indonesia. 2010.Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta :
Balai Pustaka.
______. Indonesia di Masa
Kolonial Portugis dalamhttp://gudangartikelpendidikan.blogspot.co.id/2012/03/indonesia-di-masa-kolonial-Portugis-dan.html diakses
pada 17 Maret 2016
Bagi Kalangan Pelajar / Setara yg membutuhkan Tugas - tugas sekolah silahkan mampir ke Blog https://ketemulagi99.blogspot.com, mudah mudahan apa yang disajikan bisa membantu kalian dalam mengerjakan tugas sekolah. amiiiinn
jangan lupa bagikan link ke teman - teman kalin Yaaaa. TqTerima kasih sudah berkenan membaca artikel tersebut di atas tentang MAKALAH PENYAKIT ANEMIA. Penulis mohon teman-teman kiranya berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun karena penulis rasa artikel tersebut di atas jauh dari kata sempurna. Penulis juga mohon maaf jika terdapat kesalahan baik dari segi tulisan maupun bahasa. Thank you.
ConversionConversion EmoticonEmoticon