Putri Gading Cempaka
Long
long time ago, there lived a great king in Bengkulu. His name is king Ratu
Agung. He ruled Sungai Serut Kingdom for years and during those years, the
people in the kingdom live peacefully and prosperous. The king has seven children.
The last child was the only daughter in the family and her name is Putri Gading
Cempaka.
Putri
Gading Cempaka was very beautiful and kind. There were so many noble man came
to their kingdom to propose the princess but her father, king Ratu Agung,
refused all of them because for him Putri Gading Cempaka was still too young to
get married.
One
day, the king summon all of his children into his room. At that moment he was
so weak and he said to all of them “My children, I think my time has come to
leave you. I hope you all can keep your relationship as brother and sister. I
have two important message that I want to tell you before I die. First, I
appointed Anak Dalam as my sixth son to be the next king of our kingdom. I hope
you all can accept my decision. Second, if a big disaster ever happened on this
land and you think that there is nothing you can do to save it, go to Bungkuk
mountain and stay there. Wait until a great king came to propose my daughter”.
All of his children listened to his message carefully. None of them complained
about it. A couple days later, the king passed away.
All
people in the kingdom mourned the king’s death. Putri Gading Cempaka and all of
her brothers burried their father in a special place. A couple days after the
burial ceremony, they started to carry out their father’s will. They held the
crowning ceremony of Anak Dalam to replace their father as the new king. For
some reasons, they decided to change the name of the kingdom into Bangkahulu
kingdom. Just like his father, Anak Dalam lead the kingdom wisely and the
people love him so much.
One
day, a prince of Aceh kingdom came to their land. He brought along with him so
many people and present because he wanted to propose Putri Gading Cempaka. He
sent some of his soldiers and counselor to the palace to see king Anak Dalam.
When they arrived at the palace, the counselor stated their intention to the
king. King Anak Dalam told the counselor that they couldn’t accept the prince
proposal because they had to keep their promise to their father. After that the
counselor and the soldiers returned to their ship and report the result to the
prince.
The
prince was so angry tohear the news from his counselor. He felt that king Anak
Dalam and his brother had insulted him with their decision. So he challenged
king Anak Dalam to a war. The big war was inevitable and it last for days with
so many casualties. At that moment, king Anak Dalam and his brothers realized
that this may be the right time to cary out their father’s second will. So they
decided to bring anything they can and they flee to Bungkuk mountain with some
survivors of the war.
When
king Anak Dalam and his people flee from the kingdom, the prince from Aceh also
returned to his kingdom. This condition left Bangkahulu kingdom to be empty and
unguarded. Hearing the news, some noble men from Lebong Balik Bukit came to the
kingdom and tried to claim it. But, instead of combining their power to claim
the throne, those noble men fight each other over the throne. A couple weeks
later, a wise man by the name Maharaja Sakti came to the land and brought all
of the noble men into an agreement.
The
noble men realized that they cannot be a king so they asked Maharaja Sakti to
be their king and claimed Bangkahulu kingdom. Maharaja Sakti agreed to their
idea so they held a crowning ceremony at the palace. On the day of the
ceremony, a big storm suddenly appeared in the kingdom. They canceled the
ceremony and they waited for the storm to be over. But the storm was not
getting lighter.
Maharaja
Sakti was curious about the storm, it was as if as he was not meant to held the
crowning ceremony. So he decided to ask to his shaman about the unusual
condition. The shaman told him that if he wanted to be the king of the kingdom,
he should wed the descendant of the rightful king. After that, Maharaja Sakti
asked the shaman to locate the princess whereabout. The shaman used his magical
power and he found that the princess was in Bungkuk mountain with her brothers.
Maharaja
Sakti sent some of his soldiers and his counselor to go to Bungkuk mountain to
deliver his message to the princess and her brother. When they arrived at
Bungkuk mountain, they went to Putri Gading Cempaka’s location right away and
they stated their intention to her and her brother. Putri Gading Cempaka and
her brothers realized that this was exactly the same as their father told them
before he die, so they gladly accept the proposal.
After
that, Putri Gading Cempaka and her brothers along with the soldiers which were
sent to deliver the message from Maharaja Sakti returned to Bangkahulu kingdom.
They held a big wedding party in the palace and they crowned Maharaja Sakti as
the new king of Bangkahulu kingdom with Putri Gading Cempaka as the queen.
Together, they rebuilt the kingdom and moved the palace into a new location at
Kuala Sungai Lemau. When the construction process was complete, they changed
the name of the kingdom into Sungai Lemau kingdom.
Putri Gading Cempaka
Pada
jaman dahulu kala, hiduplah seorang raja yang hebat di Bengkulu. Nama nya
adalah raja Ratu Agung. Dia memimpin kerajaan Sungai Serut selama
bertahun-tahun dan selama masa itu, orang-orang di kerajaan itu hidup dengan
damai dan makmur. Sang raja memiliki tujuh orang anak. Anak yang terakhir
adalah anak perempuan satu-satu nya di keluarga itu dan nama nya adalah Putri
Gading Cempaka.
Putri
Gading Cempaka sangatlah cantik dan baik. Ada begitu banyak pria dari golongan
bangsawan datang ke kerajaan mereka untuk melamar sang putri namun ayah nya,
sang raja Ratu Agung, menolak mereka semua karena bagi nya Putri Gading Cempaka
masih terlalu muda untuk menikah.
Suatu
hari, sang raja memanggil semua anak nya ke dalam ruangan nya. Pada saat itu
dia dalam kondisi sangat lemah dan dia mengatakan pada mereka semua “Anak-anak
ku, aku rasa waktuku telah tiba untuk meninggalkan kalian. Ayah harap kalian
semua bisa menjaga hubungan kalian sebagai saudara. Aku punya dua pesan penting
yang ingin aku sampaikan sebelum aku mati. Yang pertama, aku menunjuk Anak
Dalam sebagai anak ku yang ke enam untuk menjadi raja selanjutnya di kerajaan
kita. Aku harap kalian semua bisa menerima keputusanku. Yang kedua, jika sebuah
bencana besar terjadi di tanah ini dan kau menganggap bahwa tidak ada yang bisa
kau lakukan untuk menyelamatkan nya, pergilah ke gunung Bungkuk dan tinggal lah
di sana. Tunggulah hingga seorang raja yang hebat datang untuk melamar anak
perempuanku”. Semua anak nya mendengarkan pesan itu dengan baik. Tidak ada
satupun dari mereka yang mengeluhkan hal itu. Beberapa hari kemudian, sang raja
meninggal dunia.
Semua
orang di kerajaan itu berduka atas kematian sang raja. Putri Gading Cempaka dan
semua saudara nya menguburkan ayah mereka di sebuah tempat khusus. Beberapa
hari setelah upacara penguburan itu, mereka mulai melaksanakan wasiat ayah
mereka. Mereka menyelenggarakan upacara penobatan Anak Dalam untuk menggantikan
ayah mereka sebagai raja yang baru. Karena beberapa alasan, mereka memutuskan
untuk mengubah nama kerajaan itu menjadi kerajaan Bangkahulu. Sama seperti ayah
nya, Anak Dalam memimpin kerajaan itu dengan bijak dan orang-orang pun sangat
menyukai nya.
Pada
suatu hari, seorang pangeran dari kerajaan Aceh datang ke tanah mereka. Dia
membawa serta bersama nya begitu banyak orang dan hadiah karena dia ingin
melamar Putri Gading Cempaka. Dia mengirimkan beberapa prajurit dan penasihat
nya ke istana untuk bertemu raja Anak Dalam. Ketika mereka tiba di istana, sang
penasihat menyatakan niatan mereka pada sang raja. Raja Anak Dalam mengatakan
pada sang penasihat bahwa mereka tidak bisa menerima lamaran sang pangeran
karena mereka harus menjaga janji pada ayah mereka. Setelah itu sang penasihat
dan prajurit kembali ke kapal mereka dan melaporkan hasil nya kepada sang
pangeran.
Sang
pangeran sangat marah mendengar berita dari penasihat nya. Dia merasa bahwa
raja Anak Dalam dan saudara-saudara nya telah menghina nya dengan keputusan
mereka. Jadi dia pun menantang raja Anak Dalam untuk berperang. Perang besar
sudah tak terelakkan lagi dan perang itu berlangsung selama berhari-hari dengan
begitu banyak korban. Pada saat itu, raja Anak Dalam dan saudara-saudara nya
menyadari bahwa ini mungkin waktu yang tepat untuk melaksanakan wasiat kedua
ayah mereka. Jadi mereka memutuskan untuk membawa apapun yang mereka bisa dan
melarikan diri ke gunung Bungkuk bersama beberapa orang yang selamat dari
perang itu.
Saat
raja Anak Dalam dan orang-orang nya melarikan diri dari kerajaan itu, pangeran
dari Aceh pun kembali ke kerajaan nya. Kondisi ini menyebabkan karajaan
Bangkahulu menjadi kosong dan tak terjaga. Mendengar berita ini, beberapa
bangsawan dari Lebong Balik Bukit datang ke kerajaan itu dan mencoba menguasai
nya. Namun bukannya menyatukan kekuatan mereka untuk mengambil tahta itu, para
bangsawan itu malah bertarung satu sama lain memperebutkan takhta itu. Beberapa
minggu kemudian, seorang pria yang bijak yang bernama Maharaja Sakti datang ke
tanah itu dan membawa semua bangsawan itu pada sebuah persetujuan.
Para
bangsawan itu menyadari bahwa mereka tidak bisa menjadi seorang raja maka
mereka meminta Maharaja Sakti untuk menjadi raja mereka dan mengambil alih
kerajaan Bangkahulu. Maharaja Sakti setuju dengan ide mereka maka mereka
mengadakan upacara penobatan di istana. Pada hari upacara itu, badai besar
tiba-tiba saja muncul di kerajaan itu. Mereka pun membatalkan upacara penobatan
itu dan menunggu badai nya mereda. Namun badai itu tidak juga mereda.
Maharaja
Sakti menjadi penasaran tentang badai itu, itu terlihat seperti dia tidak
ditakdirkan untuk mengadakan upacara penobatan itu. Maka dia memutuskan untuk
bertanya pada dukun nya mengenai keadaan yang tidak biasa itu. Sang dukun
mengatakan pada nya bahwa jika ia ingin menjadi raja di kerajaan itu, dia harus
menikahi keturunan dari raja yang syah. Setelah itu, Maharaja Sakti meminta
sang dukun untuk menemukan keberadaan sang putri tersebut. Sang dukun
menggunakan kekuatan gaib nya dan dia pun menemukan bahwa sang putri berada di
gunung Bungkuk bersama saudara-saudara nya.
Maharaja
Sakti mengirimkan beberapa prajurit nya dan juga penasihat nya untuk pergi ke
gunung Bungkuk untuk menyampaikan pesan nya pada sang putri dan kakak-kakak
nya. Ketika mereka sampai di gunung Bungkuk, mereka segera menuju lokasi Putri
gading Cempaka dan mereka menyatakan niatan mereka pada nya dan kakak- kakak
nya. Putri Gading Cempaka dan kakak-kakak nya menyadari bahwa ini sama persis
dengan yang dikatakan ayah mereka sebelum dia meninggal, maka mereka pun dengan
senang hati menerima lamaran itu.
Setelah
itu, Putri Gading Cempaka dan kakak-kakak nya bersama para prajurit yang
dikirim untuk menyampaikan pesan dari Maharaja Saktu kembali ke kerajaan
Bangkahulu. Mereka mengadakan pesta pernikahan yang besar di sitana dan mereka
menobatkan Maharaja Sakti sebagai raja yang baru dari kerajaan Bangkahulu
dengan Putri Gading Cempaka sebagai ratu nya. Bersama-sama, mereka membangun
kembali kerajaan itu dan memindahkan istana ke lokasi yang baru di Kuala Sungai
Lemau. Saat proses pembangunan telah selesai, mereka mengubah nama kerajaan itu
menjadi kerajaan Sungai Lemau.
Download diSini
oke, semoga pembahasan tentang contoh narrative text dan terjemahannya kali ini bisa bermanfaat untuk kita semua khusunya dalam memahami dan membuat contoh narrative text sebagai sebuah text yang wajib dikuasai dalam mempelajari bahasa Inggris.
Terima kasih sudah berkenan membaca artikel tersebut di atas tentang Contoh Narrative Text :Putri Gading Cempaka. Penulis mohon teman-teman kiranya berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun karena penulis rasa artikel tersebut di atas jauh dari kata sempurna. Penulis juga mohon maaf jika terdapat kesalahan baik dari segi tulisan maupun bahasa. Thank you.
ConversionConversion EmoticonEmoticon