Sejarah
Benteng Marlborough
PendirianBenteng Marlboroughtidak
lepas dari keberadaan Benteng York yang sudah digunakan sebelumnya. Benteng
York didirikan di atas bukit di pinggiran muara Sungai Serut yang dikelilingi
oleh rawa-rawa. Hal ini menyebabkan timbulnya berbagai penyakit menular antara
lain disentri, kolera, dan malaria. Oleh karena keletakan Benteng York yang
kurang menguntungkan bagi bangsa Inggris maka Inggris melakukan pendekatan
kembali kepada raja-raja Bengkulu untuk mendapatkan lokasi baru untuk
mendirikan benteng sebagai pengganti Benteng York.
Hasilnya,
Inggris mendapatkan lokasi baru yang lebih besar dan letaknya yang strategis
diantara sebuah bukit kecil di pinggir pantai Tapak Paderi. Pembangunan benteng
ini dilakukan secara bertahap selama lima tahun, pembangunanya dikerjakan oleh
arsitek dan para pekerja yang sengaja didatangkan dari India. Pemberian nama
FortMalboroughadalah sebagai kenangan kepada seorang komandan militer Inggris
bernama John Churchill yang terkenal sebagai “The First Duke Of Marlborough”.
Benteng
Marlboroughmerupakan benteng pertahanan Inggris yang didirikan pada rentang
tahun 1714-1718 dengan ukuran panjang 240,5 m dan lebar 170,5 m atau sekitar
44.100, m². Selama pendirian tersebut tercatat nama-nama penguasa Bangsa
Inggris di Bengkulu yaitu Yoseph Collet (1712-1716), Thiophilus Shyllinge
(1716-1717), Richard Farmer (1717-1718), Thomas Coke (1718- ? ).
Ketika
benteng tersebut hampir selesai dibangun, rakyat bengkulu yang dipimpin oleh
Pangeran Jenggalu menyerang Benteng Inggris yang mengakibatkan orang-orang
Inggris lari ke Madras (India), penyerangan ini terjadi karena rakyat Bengkulu
merasa dirugikan oleh pihak Inggris. Setelah keadaan aman, pemerintah Inggris
yang diwakili oleh Gubernur Joseph Walsh datang kembali ke Bengkulu dan membuat
perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 17 April 1724 dengan pihak Kerajaan
Sungai Lemau. Selain adanya serangan dari dalam (masyarakat pribumi) Benteng
Marlborough juga mendapat serangan dari luar, pada tahun 1760 terjadi penyerangan
terhadap benteng Marlborough oleh dua buah kapal Perancis di bawah pimpinan
Comte d’Estaing dengan 500 orang awaknya. Setelah ada perjanjian antara
pemerintah Perancis dan Inggris di Perancis pada tahun 1763 pihak Perancis
membantu memperbaiki kerusakan dan mengembalikan kepada pihak Inggris.
Dalam tahun
1807 terjadi suatu peristiwa bersejarah yang dikenal peristiwa Mount Fellix.
Peristiwa ini merupakan gerakan sosial yang terjadi pada masyarakat petani
sebagai protes terhadap sistem tanam kopi yang dipaksakan. Pada tanggal 23
Desember 1807 Thomas Parr dibunuh di kediamannya di Mount Fellix yang kemudian
dimakamkan diBenteng Marlborough.
Pada tanggal
17 Maret 1824 dilakukan suatu perjanjian antara pemerintahan kerajaan Inggris
dan Belanda yang dikenal dengan Traktat London. Akibat dari adanya Taktat
London tersebut maka daerah Bengkulu menjadi kekuasaan pemerintah Belanda sejak
1824-1942.
Kemudian
ketika Jepang masuk ke Indonesia, Benteng Marlborough dikuasai oleh Jepang
hingga masa kemerdekaan.
Setelah
Indonesia merdeka pada tahun 1945 benteng Marlborough difungsikan sebagai
fasilitas lembaga pemerintahan:
Tahun
1945-1949 : Digunakan sebagai markas Polri
Tahun 1949 :
FortMarlboroughkembali dikuasai Belanda
Tahun
1949-1983 : Dikuasai kembali oleh Pemerintah Republik Indonesia dan digunakan
sebagai markas TNI-AD, KODIM 0407
Tahun
1983-1984 : Benteng dipugar Pemerintah Republik Indonesia, melalui Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Tahun 2004 :
Penetapan sebagai Cagar Budaya oleh Kepmenbudpar Nomor: KM.10/PW.007/MKP/2004
Terima kasih sudah berkenan membaca artikel tersebut di atas tentangSejarah Benteng Marlborough. Penulis mohon teman-teman kiranya berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun karena penulis rasa artikel tersebut di atas jauh dari kata sempurna. Penulis juga mohon maaf jika terdapat kesalahan baik dari segi tulisan maupun bahasa. Thank you.
ConversionConversion EmoticonEmoticon